CINTA MEMANG HARUS MEMILIKI: Kritik Fenomena Cinta Jiwa Manusia Modern
Pembuka Bagaimana jika anda sebagai seorang pemuda berusia 30 tahun belum memiliki pasangan hidup (kekasih) atau lebih ekstrimnya seumur hidup anda belum pernah berpacaran dengan seorang wanita? Apa yang anda lakukan dengan melihat fenomena pacaran sebagai tren kehidupan remaja dan pemuda modern? Apa yang anda rasakan ketika anda melihat sepasang muda-mudi berjalan bersama, bergandengan tangan, sambil bercanda dan tertawa lirih kegirangan? Ataukah apa respon anda ketika suatu saat anda menonton Titanic, Romeo and Juliet, Endless Love, Winter Sonata? Atau barangkali anda membaca kisah Qais dan Laila dalam Laila Majnun, Zaenuddin dan Hayati dalam Tenggelamnya Kapal Vanderwijk? Atau mungkin anda pernah membaca Sayap-Sayap Patah Gibran? Lalu, masih mantapkah anda untuk tetap sendiri? Lajang? Sebatang kara? Dan kemudian mati? Tentu tidak kalau anda adalah seorang manusia yg memahami hakikat kemanusiaannya? Kemudian dengan melihat fenomena besar