Postingan

Menampilkan postingan dari 2021
Gambar
  MERAYAKAN HARI KEMERDEKAAN  DI PUNCAK GAMALAMA   Jauh hari sebelum tanggal 17 Agustus, saya mengontak beberapa kawan yang suka mendaki gunung. Saya hendak mengajak mereka untuk merayakan hari kemerdekaan di gunung Gamalama. sayangnya, satu per satu kawan memberi jawaban negatif. Ada juga yang tidak memberi kabar hingga hari pendakian. Akhirnya saya mengontak beberapa keponakan yang suka mendaki gunung. Satu orang tidak bisa ikut, tetapi dua orang positif akan ikut. Salah satunya pernah bersama saya mendaki gunung Gamkonora dua tahun lalu, Ong namanya. Satunya lagi Alan, yang baru mulai mendaki gunung. Ong dan Alan Kami sepakat akan mendaki pada tanggal 16 Agustus pagi. Mengapa pagi? Agar dapat tempat mendirikan tenda di lokasi kamp. Di momen penting seperti ini pasti banyak orang yang mendaki gunung. Ternyata Alan harus sekolah pada hari itu sampai jam sepuluh. Jadi kami menunggunya. Hampir jam sepuluh saya sudah tiba di rumah Alan. Setelah ia pulang, kami mengemas seluruh pe
Gambar
 BERTEMU MUSANG DI GUNUNG GAMALAMA   Tanggal 11 Februari saya mengirim pesan WhatsApp ke Opik mengajak mendaki Gunung Gamalama. Pendakian ini untuk   memenuhi keinginan Opik   yang pernah ia sampaikan dulu. Opik cepat merespon pesan saya dan meminta waktu untuk mencari sepatu gunung. Tak menunggu lama, Saya dan Opik sepakat mendaki Gunung Gamalama siang itu. Semua perlengkapan dan logistik pendakian telah siap sebelum Dzuhur. Setelah makan siang, dengan sepeda motor kami berangkat menuju Kelurahan Moya. Kondisi jalur pendakian Gunung Gamalama dari Kelurahan Moya sudah jauh berbeda dibandingkan terakhir saya kunjungi 2019 lalu. Sekarang, jalur pendakian sebagian sudah diaspal. Biasanya dulu kami memarkir motor di halaman rumah warga, sekarang sudah tersedia lahan parkir. Lokasinya agak naik ke atas dan cukup luas untuk memarkir sepeda motor. Terima kasih kepada pelbagai pihak yang sudah mendukung aktivitas luar ruangan ini. Sebelum   memulai pendakian kami berdoa terlebih dulu
Gambar
  INDEPENDENSI BUKAN PARADIGMA KAMMI   Zulfikhar Alumni KAMMI   Sebagai orang yang pernah aktif di KAMMI, saya merasa akhir-akhir ini independensi KAMMI mengalami krisis. Tampak nilai-nilai independensi tak lagi dijunjung tinggi oleh sebagian kader. Memang betul, sejak awal pendiriannya, KAMMI tidak terlalu tegas mengambil sikap independen. Tetapi fenomena sekarang ini memperlihatkan kemerosotan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya melihat ada fenomena laku kader KAMMI yang tidak biasa. Mereka yang gagal bertarung sebagai calon legislatif   pada pemilu kemarin, kembali aktif di KAMMI seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Kemarin mereka terang-terangan muncul di publik dengan seragam partai politik, sekarang mereka muncul lagi memakai seragam KAMMI dengan penuh kebanggaan.   Di media, saya melihat beberapa nama pengurus KAMMI suatu daerah dilantik menjadi menjadi pengurus partai. Termasuk salah satu ketua umum KAMMI. Fenomena tersebut mengusik nurani saya. Apa yan
Gambar
  TIGA HARI MENDAKI GUNUNG SIBELA   Pemandangan puncak Sibela dari Pos 7 Gunung Sibela merupakan gunung tertinggi di Maluku Utara yang berstatus cagar alam. Mungkin hanya gunung ini saja memperoleh status tersebut di Maluku Utara. Terletak di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan, Gunung Sibela menjadi rumah dari beragam flora dan fauna endemik yang dilindungi. Dari Kota Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan, para pendaki yang ingin mendaki gunung dengan tinggi 2118 mdpl ini mesti pergi ke Desa Gandasuli, kecamatan Bacan Selatan. Waktu tempuh ke desa itu lima belas menit. Dari sini lah jalur pendakian ke puncak Gunung Sibela berada. Tanggal 9 Maret dari Ternate saya pergi ke Bacan seorang diri. Menumpang kapal Obi Permai yang berangkat jam 21.30. Saya tiba di Pelabuhan Kupal jam   5.30 pagi. Tiba di Desa Gandasuli saya bertemu dengan Ipul setelah sebelumnya hanya sempat kontak via WhatsApp . Rencananya Ipul akan menemani saya mendaki. Saya bertemu di Ipul di sekretariat