Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Muzammil: Bid’ah Tidak Dilarang

Gambar
Yogyakarta, Bacazulfikhar.blogspot.com - Pengajian Mocopat Syafaat tadi malam membawa daya tarik yang berbeda dengan pengajian-pengajian sebelumnya. Pasalnya, pengajian yang setiap bulannya dilaksanakan di komplek TKIT Alhamdulillah Kasihan itu, mengundang Kyai Ahmad Muzammil, Pemimpin Pondok Pesantren Raudhatul Umam Parangtritis. Seorang kyai yang tidak hanya cerdas, tetapi juga humoris. Kyai Muzammil, begitu ia disapa, dalam pengajian tersebut menyampaikan tausiyah yang sangat berbeda dibanding dengan beberapa pembicara dan kyai yang hadir malam itu. Ia membawakan materi tentang bid’ah. Kyai Muzammil mengatakan bahwa bid’ah sebenarnya tidak haram. Pendapat yang menurut sebagian kaum muslimin kontroversial. Karena berbeda dengan fatwa mayoritas ulama. Pendapat Kyai Muzammil lantas membuat para jamaah berpikir bercampur gelak tawa yang memanaskan pengajian di larut malam itu. Mereka baru saja memperoleh pendapat yang berbeda seputar bid’ah. Kendati pendapat ters

Kekeliruan Empat Pilar

Gambar
Oleh: Zulfikhar Saya terperanjat ketika mendengar pernyataan Cak Nun dalam pengajian Mocopat Syafaat tadi malam. Tepatnya, komentarnya tentang empat pilar negara kita. Ia mengatakan, empat pilar adalah fondasi bernegara yang keliru. Mengapa? Karena, empat pilar yang tersusun dari Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, sebenarnya, tidak tepat disebut empat pilar. Karena terdiri dari satu pilar saja. Empat pilar (tiang) negara itu ibarat tubuh   manusia. Terdiri mulai tubuh manusia, tangan, kaki dan mulut. Tetapi keempatnya tidak bisa dibagi. Karena merupakan bagian dari substansi yang satu: tubuh manusia. Bukannya mata itu bagian dari manusia? Begitu pula kaki dan tangan? Seharusnya yang dimaknai empat pilar itu adalah susunan empat tiang yang menopang negara. Empat tiang yang memiliki fungsi dan tugas yang berbeda supaya bisa saling mengisi dan melengkapi. Ibarat filosofi bangunan rumah Islam yang berpondasi aqidah dan ibadah, bertiang shalat dan bera

Agenda Perfilman Yahudi

Gambar
Beberapa tahun belakangan ini, di Jogja, saya sangat banyak menonton film. Sejak berkenalan dengan beberapa warnet yang menyediakan film, hasrat saya untuk melahap semua teater elektronik itu terus memuncak. Sampai sekarang saya masih terus menonton dan tidak tahu lagi akan berhenti kapan. Saya banyak berkenalan dengan film-film Barat sejak kecil. Kebanyakan barangkali produksi Hollywood. Tetapi, di Jogja berbeda. Disini banyak tersedia berbagai macam film dari belahan dunia yang lain, khususnya Eropa. Saya pernah menonton film produksi Inggris, Italia, Jerman dan Prancis. Yang terakhir cukup saya sukai. Kebanyakan film-film Amerika dan Eropa, seperti Prancis, pada dua dekade terakhir ini banyak membuat film-film bertemakan tentang Yahudi. Mulai dari kehidupan mereka di tengah Perang Dunia ke II sampai pasca perang. Tetapi, yang paling banyak adalah film-film yang memotret kehidupan mereka di tengah perang. Ketika mereka mulai dibantai oleh kaum Fasis Jerman di kamp-ka

Tentang Kiri

Gambar
Atheis, kira-kira mungkin inilah hipotesis yang barangkali akan orang-orang stigmakan atau sebut kepada seseorang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan. Mengapa disebut Atheis? Mungkin menurut kebanyakan orang, karena berani mempertanyakan keberadaan Tuhan. Tetapi bukankah seharusnya stereotip seperti itu ditempatkan kepada orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan?   Bukankah mempertanyakan Tuhan adalah penyelidikan terhadap keyakinan manusia itu sendiri selama berabad-abad? Memastikan, apakah benar hal itu merupakan naluri –dalam Islam disebut fitrah- dasar manusia yang disebut-sebut sebagai makhluk bertuhan. Meskipun saya adalah orang yang percaya dengan keberadaan Tuhan? Nah, disinilah kira-kira kekeliruan stereotip masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia, terhadap istilah ‘kiri’ ditempatkan. Kiri yang sejak masa Orde Baru berkuasa begitu ditakuti, dijauhi, dilarang karena peristiwa-peristiwa kontroversial dan subversi yang diyakini berada dibalik tanggungja

PARADIGMA GERAKAN KAMMI

Gambar
Oleh: Zulfikhar Pendahuluan. Makalah ini bermaksud memotret lebih dekat paradigma suatu gerakan yang memformalkan dirinya sebagai Ormas Kamahasiswaan Ekstra Kampus pada Muktamar perdananya, oktober 1998. Bagaimana dia terbentuk, paradigma yang dianutnya dan peran yang dipersembahkan untuk bangsa ini.    KAMMI dengan usia yang masih muda dibandingkan dengan gerakan Kemahasiswaan yang lain, di tangannya perubahan dilakukan. Itu terbukti ketika pada pertengahan tahun 1998, KAMMI melakukan aksi protes kepada pemerintah yang dinilai sudah tidak mampu untuk membawa bangsa ini kearah yang lebih baik. Selanjutnya, aksi terus berkembang dan pada akhirnya mahasiswa meminta Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai orang nomor satu bangsa ini pada waktu itu. Akhirnya, kejatuhan rezim Soeharto dapat terlaksana. Bangsa ini dengan leluasa dapat menyampaikan aspirasi dan kritik-kritik kepada lembaga-lembaga pemerintahan yang dinilai belum maksimal d