Agenda Perfilman Yahudi

Beberapa tahun belakangan ini, di Jogja, saya sangat banyak menonton film. Sejak berkenalan dengan beberapa warnet yang menyediakan film, hasrat saya untuk melahap semua teater elektronik itu terus memuncak. Sampai sekarang saya masih terus menonton dan tidak tahu lagi akan berhenti kapan.

Saya banyak berkenalan dengan film-film Barat sejak kecil. Kebanyakan barangkali produksi Hollywood. Tetapi, di Jogja berbeda. Disini banyak tersedia berbagai macam film dari belahan dunia yang lain, khususnya Eropa. Saya pernah menonton film produksi Inggris, Italia, Jerman dan Prancis. Yang terakhir cukup saya sukai.

Kebanyakan film-film Amerika dan Eropa, seperti Prancis, pada dua dekade terakhir ini banyak membuat film-film bertemakan tentang Yahudi. Mulai dari kehidupan mereka di tengah Perang Dunia ke II sampai pasca perang. Tetapi, yang paling banyak adalah film-film yang memotret kehidupan mereka di tengah perang. Ketika mereka mulai dibantai oleh kaum Fasis Jerman di kamp-kamp penyiksaan itu.

Saya kira film-film tersebut sedikit banyak mengabarkan kepada dunia internasional, bahwa Hitler, sebagai pemimpin Jerman, adalah penanggungjawab utama atas peristiwa genosida atas orang-orang Yahudi di Eropa. Mulai dari tanah Arya, Slavia, Skandinavia, Prancis sampai Rusia di timur.

Pembantaian jutaan orang-orang Yahudi di puluhan kamp-kamp yang tersebar di Eropa Barat telah membuka perspektif masyarakat dunia bahwa orang Yahudi adalah korban dan mereka harus diberikan pertolongan. Mereka harus dilindungi, karena mereka adalah juga warga Eropa. Meskipun mereka seringkali menimbulkan masalah-masalah sosial yang serius.

Orang-orang Yahudi dibantai oleh Hitler dan pengikutnya karena mereka di klaim sebagai parasit di tengah-tengah bangsa Eropa. Keberadaan Yahudi secara senyap telah memporak-porandakan perputaran ekonomi, sehingga banyak orang Eropa jatuh miskin. Uang telah dimonopoli dan diedarkan di bawah pengawasan mereka. Sehingga, hal itulah yang menyebabkan seorang Hitler muda muak dan marah dengan kekuasaan para lintah darat itu. Orang Jerman dibiarkan mati perlahan. Apalagi biaya perang kekaisaran yang menumpuk, tidak mendapat bantuan dari Yahudi sebagai warga negara.

Akhirnya, Yahudi memang harus dilenyapkan. Keberadaan mereka dianggap akan menghambat pembangunan dalam berbagai sektor, terutama sektor ekonomi. Negara tidak akan maju, jika kapital masih dikuasai oleh mereka. Jika cara persuasif untuk menyingkirkan mereka tidak berhasil, maka jalan anarkis bar-barian adalah pilihan terakhir.

Tujuan Film

Mulai dari menonton film Jakob The Liar, The Pianist, Schindler's List sampai Uprising. Pikiran saya sedikit mulai terbuka. Orang Yahudi sejak lama memang ingin menyusupkan agenda besarnya melalui proyek penyiaran. Mereka ingin supaya alasan untuk menempati tanah di Palestina dibenarkan. Mereka ingin pembantaian oleh mereka atas orang-orang Arab di wilayah itu, merupakan upaya membela diri. Orang Arab dianggap telah mengganggu perjuangan mereka untuk kembali ke kampung halaman. Maka tindakan dengan kekerasan merupakan langkah yang dapat dibenarkan.

Tidak saja ingin mengirimkan pesan serupa. Orang Yahudi melalui film-filmnya itu juga ingin menarik dukungan semua manusia di bumi, untuk membantu mereka kembali ke Palestina. Tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada mereka. Tanah yang pantas mereka dapatkan setelah sebelumnya mereka meninggalkan Musa memasuki tanah itu sendirian.

Padahal tidak semua orang Yahudi sepakat dengan proyek yahudisasi di Palestina. Beberapa sekte di Eropa bahwa mengkutuk aksi genosida orang Arab di tanah suci itu. Seperti sekte Menachim Begin, yang mengkritik pendirian negara Yahudi sebagai proyek yang mengada-ngada. Dalam ajaran Yahudi, tidak ada kisah tentang negara Israel atau negara untuk untuk orang-orang Yahudi. Proyek itu adalah ciptaan Yahudi Liberal, kaum Zionis, melalui pidato Theodor Herzl.

Pembantaian orang-orang Yahudi di Eropa oleh Hitler juga masih mendatangkan banyak perdebatan. Kebayakan menyebut bahwa jumlah korban yang tewas terlalu dibesar-besarkan oleh media massa dan dan film-film yang beredar. Disini juga mulai terkuak, bahwa orang Yahudi yang banyak terbunuh di Eropa adalah orang-orang yang berbahasa Yiddish. Sedangkan orang Yahudi yang berbahasa Ibrani sedikit ditemukan mati terbunuh. Disini, ada dugaan bahwa genosida di Eropa adalah peristiwa yang sarat kejanggalan dan sangat konspiratif. Sebenarnya peristiwa itu adalah murni pembantaian semua orang Yahudi, atau sekte Yahudi tertentu?

Atas segala sesuatu yang telah terjadi, saya sepenuhnya pasti yakin di Eropa pernah terjadi pembantaian atas orang-orang Yahudi. Sebuah peristiwa kemanusiaan yang patut disesalkan. Lenyapnya anak-anak, wanita sampai orang tua oleh peluru-peluru senapan  sampai kamar-kamar gas di kamp-kamp kematian. Sebuah proyek pembersihan ras yang memerah darah kaum semit di atas peta sejarah umat manusia.

Tetapi, hal itu kemudian tidak menjadi sebuah fakta sejarah yang monolitik. Fakta tersebut tidak terhindar dari berbagai macam fakta-fakta yang mungkin berbeda. Apalagi peristiwa tersebut disebut-sebut menjadi tiket bagi pihak Sekutu untuk mengirim ratusan ribu orang Yahudi ke Palestina. Memberikan mereka negara merdeka di atas tanah Arab yang sedang dijajah Inggris. Yang selanjutnya menjadi alasan pecahnya perang Arab selama beberapa tahun.

Propaganda melalui film rupanya sedikit banyak mendatangkan keuntungan bagi orang-orang Yahudi Zionis di Israel. Aliran dana dari para konglomerat mereka di Eropa menjadi modal besar untuk proyek-proyek serupa untuk masa-masa yang akan datang. Maka saya pikir, umat Islam juga harus memulai proyek serupa. Proyek yang bukan untuk mengaburkan atau memperkosa sejarah. Tetapi sebaliknya, meluruskan sejarah pada kedudukannya yang sebenarnya. Bahwa orang-orang Yahudi sejak dulu hampir selalu menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia hingga akhir zaman.

Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariq

Jadan, 11 September 2013