Postingan

Menampilkan postingan dari 2019
Gambar
MASJID, KAMPUS DAN KAMMI [1] Oleh: Zulfikhar Diakses dari  https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/buku/agama-kepercayaan/88zlgi-jual-gerakan-perlawanan-dari-masjid-kampus Judul buku : Gerakan Perlawanan dari Masjid Kampus Penulis        : Andi Rahmat dan Muhammad Najib Penerbit      : Pustaka Saga Cetakan       : I, 2015 Halaman     : x + 174 halaman ISBN            : 978-602-72384-5-9 Banyak pihak bertanya-tanya ketika Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI) berhasil melakukan demonstrasi damai  yang dihadiri 20.000 massa di depan masjid Al-Azhar Jakarta  April 1998. Siapa itu KAMMI? Kapan mereka berdiri? Apa tujuan mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu berseliweran dan menjadi wacana di tengah publik. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar muncul. Pasalnya sampai bulan April, tidak banyak organisasi mahasiswa mampu memobilisasi massa sebanyak itu. Intensitas demonstrasi memang meningkat sejak awal tahun, bahkan sampai  Mei 1998 mencapai 850 kali (Lane,
Gambar
MAHASISWA JANGAN KHAWATIR, KPK BAIK-BAIK SAJA Diambil dari https://www.jawapos.com/nasional/24/09/2019/mahasiswa-di-berbagai-kota-serentak-menggugat-rezim/ Sejak RUU KPK disahkan DPR saya mendapat optimisme baru bahwa penegakan hukum di negeri ini akan semakin maju. Saya membayangkan, KPK ke depan tidak lagi hanya mengandalkan OTT sebagai alat pamungkas untuk memberantas korupsi. Jika dulu penindakan adalah strategi mainstream KPK dalam menangkap koruptor, sekarang KPK bekerja dengan membangun sistem anti-korupsi dan berkolaborasi dengan kepolisian dan kejaksaan. Dengan kata lain, KPK all out memberantas korupsi.
Gambar
POSISI ILMU DAN FILSAFAT DALAM MENCAPAI KEBENARAN Diambil dari https://onesearch.id/Author/Home?author=I.R.+Poedjawijatna Judul                : Tahu dan Pengetahuan: Pengantar ke Ilmu dan Filsafat Penulis             : Prof. I. R. Poedjawijatna Penerbit            : Penerbit Rineka Cipta Cetakan            : Kesembilan Halaman           : 120 hlm Tahun             : 2004 Bicara tentang filsafat dan ilmu selalu berujung pada diskursus tentang cara mencapai kebenaran. Sekilas yang terbayang saat memikirkan cara mencapai kebenaran itu sederhana. Bahwa sesuatu yang benar selalu dapat diketahui. Dalam praktiknya, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak filsuf dan pemikir berselisih paham bahkan mulai dari definisi tentang kebenaran. Dan bagaimana cara mencapainya, justru semakin membuka arena konstestasi ide semakin lebar dan ramai. Seperti mencari tahu mana yang lebih dulu: telur atau ayam?  Kebenaran adalah perkara yang tiada habis-habisnya diper
Gambar
RADIKALISME DALAM SEJARAH KITA  Diakses dari https://merahputih.com/post/read/gaya-pemuda-nakal-pejuang-kemerdekaan-republik-indonesia Hari-hari ini di Indonesia, pemerintah, partai politik dan organisasi masyarakat semuanya teriak mengutuk radikalisme. Sikap ini tidak hanya disampaikan dalam forum-forum resmi, tapi juga didiskusikan, diseminarkan, dibukukan bahkan menjadi gerakan. Anti-radikalisme seolah menjadi sebuah kebenaran yang mau tak mau harus diterima. Ia sekarang menjadi seperti konsensus bersama dalam ruang publik kita.  Jika kilas balik ke belakang, setidaknya terminologi dan sikap semacam itu mulai populer setelah reformasi. Terutama setelah maraknya aksi-aksi terorisme mulai bom Bali   I dan II, bom Hotel Marriot, bom gereja di Surabaya, dll. Hal itu membuat pemerintah waspada terhadap segala potensi yang memungkinan terorisme berulang kembali. 
Gambar
BUKAN PASAR MALAM: REVOLUSI MEMAKAN ANAKNYA SENDIRI Judul                              : Bukan Pasar Malam Penulis                           : Pramoedya Ananta Toer Penerbit                         : Lentera Dipantara Tahun Terbit                 : 2018 Halaman                        : 104 hlm Nomor Edisi Terbit     : ISBN 978-979-3820-03-3 Zaman revolusi tidak selalu meninggalkan kisah-kisah kepahlawanan yang biasa kita saksikan dalam catatan-catatan para sejarawan. Kisah tokoh-tokoh penting seperti Jenderal Sudirman, Nasution, Tan Malaka dan lain-lain terlalu sedikit untuk mewakili kompleksitas kemelut periode masa itu dalam sejarah nasional kita.  Di balik kisah-kisah mereka, berserakan ribuan kisah anak-anak revolusi yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Mereka bukan orang-orang penting yang namanya pernah ditulis oleh wartawan dan sejarawan. Bukan pula   pernah menduduki jabatan mentereng di pemerintahan. Mereka hanyalah orang-orang biasa ya
Gambar
RAN: Perpecahan yang Berujung Petaka https://gbtimes.com/uncanny-vision-akira-kurosawas-ran Judul                 : Ran Sutradara         : Akira Kurosawa Pemeran           : Tatsuya Nakadai, Akira Terao Genre                : Drama, perang Durasi               : 162 menit Tahun               : 1985 Distribusi         : Toho, Acteurs Auteurs AssociĆ©s  Negara              : Jepang, Prancis Imaji kita tentang situasi politik di era feodal Jepang sekali lagi berhasil divisualisasikan Akira Kurosawa ke layar lebar. Setelah sukses lewat Kagemusha , Akira mengulang kembali kesuksesan itu dengan menyajikan sebuah film yang di klaim sebagai terbaik dari yang pernah dibuat: Ran . Tidak seperti Kagemusha yang diadaptasi dari kisah nyata, Ran merupakan hasil inspirasi dari penggabungan kisah Mori Motanari, seorang daimyo (tuan tanah) di Jepang abad 16 dan drama karangan Shakespeare: King Lear .
Gambar
Debat Pilpres I: Tarung Kedangkalan Narasi dan Kemiskinan Gagasan   https://news.detik.com/berita/4388605/menganalisis-permainan-isu-jokowi-vs-prabowo-siapa-lebih-efektif Debat calon presiden dan calon wakil presiden pada kamis malam tidak saya bayangkan dapat berlangsung sepanas itu. Joko Widodo dan Prabowo Subianto, dua capres yang terlibat saling adu gagasan member kejutan yang barangkali tidak pernah terpikirkan oleh rakyat yang menyaksikan. Bagi saya, debat semalam barangkali adalah debat terpanas dan terheboh yang sepanjang reformasi, namun kurang mendidik kapasitas politik rakyat.  Debat para politisi Inggris di House of Common terkenal paling seru di dunia. Malam itu   suasana serupa berpindah ke atas panggung yang mempertemukan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Saling tuduh dan tampik, menghiasi dinamika perdebatan dari awal hingga akhir.   Meski tidak lazim dalam tradisi politik kita, debat yang dinikmati dan dirayakan peno
Gambar
Kubur Saya dan Anda Dapat 200 Ribu Toman https://www.starkinsider.com/2016/08/taste-of-cherry-film-review-1997.html Judul                : Taste of Cherry Sutradara         : Abbas Kiarostami Pemeran           : Homayoun Ershadi, Abdolrahman Bagheri Genre               : Drama Durasi             : 95 menit Tahun               : 1997 Distribusi       : Zeitgeist Film Negara              : Iran Mengendarai sebuah Range Rover, Baadi   (Homayoun Ershadi)   berkeliling menyusuri jalanan kota Teheran seorang diri. Jalan mobil itu sengaja diperlambat. dia sedang mencari sesuatu. Baadi sepertinya mengawasi gerak-gerik orang di pinggir jalan. Ketika melihat keramaian, laju mobilnya makin diperlambat. Sebenarnya dia sedang mencari seseorang yang mau mengerjakan sesuatu untuknya.