Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Pemilu 2014 dan Independensi KAMMI

Gambar
Oleh Zulfikhar “ Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan” -Soe Hok Gie P enghujung diskusi Sarasehan Inteligensia di Jakarta kemarin menghadirkan tiga narasumber menarik. Diskusi penutup ini menghadirkan orang-orang penting yang sedikit banyak berpengaruh pada alur kesejarahan KAMMI. Mereka adalah Haryo Setyoko (Sekjen KAMMI 1998-1999), Muhammad Badaruddin (Ketua PP KAMMI 2000-2001) dan Fikri Azis (Sekjen KAMMI 2008-2009). Dalam tulisan ini penulis akan mengulas kembali gagasan Fikri Azis yang segar dan kontroversial menyikapi peran KAMMI pada pemilu 2014. 

Quo Vadis KAMMI di Pemilu 2014?*

Gambar
Oleh: Zulfikhar * Pembukaan Kurang lebih satu tahun lagi momentum pemilu hadir. Maka tidak heran tahun ini disebut-sebut sebagai tahun pemilu. Partai politik nasional saat ini sedang sibuk melakukan konsolidasi. Memperbaiki dapur mereka masing-masing. Menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk mengisi bursa calon legislatif (caleg). Bahkan jauh-jauh hari beberapa partai sudah memulai mengkampanyekan calon presiden mereka.  Partai-partai itu kini tidak hanya memperbaiki citra mereka di akar rumput. Manuver mereka kini lebih massif dan progresif. Menembus struktur klas, profesi dan pendidikan di masyarakat. Meraup sebanyak-banyaknya dukungan dan kepercayaan publik untuk obsesi kemenangan tahun depan. Ada beberapa cara partai politik meraih suara saat ini. Pertama, dengan menggunakan cara lama: politik uang. Partai hadir dengan modal besar untuk membeli suara rakyat. Rakyat dengan kecenderungan paradigma politiknya sekarang yang menyebut pemilu adalah analog deng

[Buku] Menjadi Eksistensialis

Gambar
Judul: Eksistensialisme dan Humanisme Penulis : Jean Paul Sartre Penerbit : Pustaka Pelajar Tahun Cetak : 2002 Tebal : 148 Hal Panjang : 19 cm Peresensi:  Zulfikhar * Jika mendiskusikan filsafat eksistensialisme, sebenarnya kita sedang akan mendiskusikan pemikiran Jean Paul Sartre.   Seorang filsuf besar Perancis yang berpengaruh pada dua dekade 50 dan 60-an. Kontribusinya dalam mengembangkan aliran filsafat moderen ini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Bahkan sampai saat ini belum ditemui filsuf-filsuf besar Perancis yang bisa menggantikan kedudukan Sartre. Sartre yang atheis lahir di Paris, 21 Juni 1905 . [1] Pada masanya; ia juga dikenal sebagai seorang novelis, dramawan dan aktivis politik yang berpengaruh. Pikiran-pikirannya menjadi referensi oleh banyak orang di Perancis. Tetapi ia tidak pernah puas dengan pandangan-pandangan intelektualnya. [2]