Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Kuliah Untuk jadi Buruh

Gambar
Banyak anak-anak muda Indonesia bangga menjadi mahasiswa teladan. Itu harus, wajib! Apalagi dalam waktu yang singkat mampu menyabet gelar sarjana dan tanpa menunggu lama diterima bekerja. Lantas, status sosial pun berubah. Dari mahasiswa ke pegawai negeri, perusahaan, BUMN, dll. Lelah dan letih mengasah otak di bangku kuliah terbayar sudah. Status pengangguran yang selama ini menjadi momok para sarjana terlampaui dengan mudah.

Runtuhnya Dinasti Jawara

Gambar
 Hasrat untuk menikmati demokrasi hari ini belum sepenuhnya terpenuhi. Meskipun otoritarianisme sudah terguling 15 tahun yang lalu. Masalah sentralisme kuasa yang menjadi pokok konflik era Pak Harto itu rupanya masih hadir dalam wajah yang lain di era ini: Politik Dinasti. Begitulah yang dialami rakyat Banten hari ini.  Politik dinasti di Banten sudah lama menghegemoni terhitung sejak Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah berhasil memenangkan Pilkada Banten 2006 lalu. Dengan terpilihnya Atut, seketika hampir semua daerah di Banten di pimpin oleh keluarga besarnya. Bahkan, sejak sebelum Atut menjadi guubernur. Sebut saja, saudara tiri, ibu tiri, keponakan sampai ipar Atut duduk dalam jabatan strategis sebagai wakil dan kepala daerah di Banten. Sedangkan, suami dan anak Atut menjabat sebagai anggota DPR-RI 2009-2014.

Pengembaraan Suci

Gambar
Judul : Siddhartha: Sebuah Novel Penulis : Herman Hesse Kategori : Fiksi Penerjemah : Sovia V.P. Penerbit  : Jejak Tebal : 224 halaman Tahun Terbit : 2007 Siddharta, novel ini, bukan cerita tentang Siddharta Gautama, sang Buddha. Hermann Hesse tidak berpretensi untuk menceritakannya ke dalam sebuah karya sastra. Kendati Hermann Hesse mengaku terpesona dan terinspirasi dari nilai-nilai mistik ketimuran, terutama ajaran Buddha. Mungkin karena hal itulah, Hermann Hesse menulis Siddharta, sebagai ucap syukur atas ajaran-ajarannya.

Mandela[*]

Gambar
Ratap sendu menerpa pintu kalbuku. Bau anyir apartheid masih terngiang-ngiang di kepalaku. Teringat ketika ia mencengkeram selatan benua Afrika. Laksana rasisme yang menghantui episode Perang Dunia kedua. Aneksasi Inggris sebentar lagi hampir jadi sejarah. Kejayaan kolonialisme yang hidup berabad-abad perlahan mulai meranggas. Sedangkan hak asasi manusia menari dan beryanyi dimana-mana. Lantas, singgah melecut pantat si penjajah tua.

Memahami Paradigma Gerakan KAMMI[1]

Gambar
Oleh Zulfikhar [2] “ Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya ” -Tan Malaka, Naar de 'Republiek Indonesia' Mukadimah Terhitung sudah lima belas tahun KAMMI bersama Indonesia. Banyak simpul sejarah yang dirangkai oleh KAMMI di negeri ini. Sejak aksi-aksi menjelang detik-detik kejatuhan orde baru sampai di alam reformasi, KAMMI tetap persisten konsisten mengawal negeri ini. Tidak sedikit peluh dan darah yang tumpah untuk menunaikan tugas ini.   Karena KAMMI percaya tidak ada kekuatan yang bisa mendatangkan ketakutan. Betapa pun kekuatan itu bersemayam di atas mahligai kuasa yang absolut sekalipun, KAMMI tidak akan mundur apalagi lari. Karena KAMMI adalah orang-orang pemberani, hanyalah Allah yang kami takuti. [3]   KAMMI sadar bahwa Indonesia kini sedang menuju kemajuan yang utopis. Perbaikan segala sektor kehidupan hanyalah omong kosong kalkulasi   matematik

Reideologisasi Madrasah KAMMI

Gambar
Oleh Zulfikhar [1] Pendahuluan  Kalau kita mencoba mengamati perubahan besar yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia, kita akan melihat betapa perubahan tersebut berlangsung dengan dari sebuah gerakan yang terstruktur dan kokoh. Gerakan tersebut tidak saja terburu-buru hendak berhasrat untuk melakukan perubahan, tetapi lebih dahulu membenahi internal gerakan mereka sehingga perubahan itu terjadi dengan sendirinya. Gerakan Komunis di seluruh dunia barangkali bisa menjadi salah satu contoh dari fenomena tersebut. Revolusi kaum Bolsheviks yang berhasil menumbangkan monarki Tsar Nicholas bisa dikatakan bentuk dari keberhasilan gerakan yang sudah berakar sejak beberapa dekade sebelumnya. Revolusi yang sebelumnya dipantik oleh pidato Lenin yang berapi-api itu terakumulasi pada Oktober 1917. Tanpa butuh waktu lama, istana Tsar berhasil diduduki oleh kurang lebih seratus orang Bolshevik, tanpa satu pun darah mereka yang tumpah. Keberhasilan gerakan   Komunis p

Kiai dan Diskotik

Gambar
Seorang pria paruh baya berjalan di bawah gemerlap malam. Menyelinap dibawah sinar rembulan yang menyala redup. Kakinya melangkah sigap meskipun usianya sudah lewat kepala tiga. Kota santri menguatkan keberadaannya untuk terus melangkah. Menyebarkan ajaran-ajaran kebaikan.   Kulitnya sawo matang. Kumisnya tebal. Kacamata hitam melekat di mata. Kaus hitam ketat menyelimuti tubuhnya. Membuat lekuk tubuhnya yang gempal terlihat kuat. Jeans biru menutupi pinggang sampai mata kaki.  Dari jauh sebuah diskotik terlihat. Lampu warna-warni menyala di atas pintu masuk. Pria itu menuju kesana. Tanpa basa-basi ia lantas masuk. Di dalam diskotik   ruangan gelap meskipun ramai. Banyak muda-mudi berkumpul, bersenang-senang. Lampu kerlap-kelip berputar terang. Suara lagu disko menggelegar membuat suasana di dalamnya bertambah riuh dan panas. Pria itu mengamati sekitar. Ia menoleh ke sebuah meja. Disana beberapa orang sedang duduk minum. Air muka mereka teler, kemerahan. Mereka bi

Ceroboh

Gambar
Di siang yang panas menderu sebuah motor RX King dengan kencang. Bunyinya nyaring menyesakkan telinga. Asap putih putus-putus melompat-lompat dari knalpot. Asap putih itu menyapu badan jalan seperti kabut malam hutan yang ditabrak kendaraan di musim hujan. Motor itu kelihatan lincah menerobos dan menyalib kendaraan-kendaraan yang lain. Mirip dengan aliran air hujan yang bermanuver melalui bebatuan di kali mati.  RX King itu melaju dari Utara ke Selatan. Dikendarai oleh seorang remaja dengan helm merah. Dipacu kira-kira 120 km/jam. Dengan kecepatan seperti itu, remaja itu kelihatan seperti raja jalanan. Aksinya itu seolah-olah menyiratkan pengendara selain dirinya adalah rakyat jalanan. Sesekali ia melakukan manuver-manuver berbahaya tapi apik kalau diperhatikan. Seperti manuver Nicholas Cage dalam film Ghost Rider .  Deru motor dipacu tanpa mengindahkan rambu-rambu di jalan. Lampu merah ia terobos. Beberapa penyeberang jalan hampir tersambar setir. Ia tadi hampir saja

Doni dan Joni

Gambar
Hari ini, Minggu, mendung masih memayungi kota Yogya. Maklum sudah masuk musim hujan. Warna langit yang putih kelabu menandai tidak lama lagi hujan akan turun. Angin sepoi-sepoi bertiup sayup-sayup ke dalam sebuah rumah tua peninggalan orde baru. Rumah itu ditinggali oleh kakak beradik Doni dan Joni. Di rumah tiada sesiapapun kecuali kedua bersaudara itu. Teman-teman mereka sedang keluar menikmati libur. Kedua anak itu sejak pagi hanya bermalas-malasan. Joni   si kakak, sejak berjam-jam yang lalu sibuk dengan bukunya. Sedang adiknya Doni, sibuk dengan game terbarunya di notebook . Kedua manusia sedarah ini memang berbeda. Wajah mereka kata orang mirip satu dengan yang lain. Warna kulit mereka juga sama: sawo matang. Postur tubuh mereka juga: jangkung ceking.   Yang berbeda dari kedua anak itu hanya rambut mereka. Doni berambut keriting dan Joni berambut ikal.

Kritik Muslim Negarawan

Gambar
Oleh: Zulfikhar             Frasa muslim negarawan barangkali sudah familiar bagi semua kader KAMMI. Tidak heran nama ini kerap terpajang di balik jaket KAMMI dan menjadi profil sosok kader KAMMI dalam setiap momentum gerakan. Tentu saja karena muslim negarawan adalah interpretasi dari sosok pemimpin masa depan yang tangguh sebagaimana termaktub dalam visi KAMMI [1] .  Muslim negarawan merupakan ekpektasi dari para ideolog gerakan yang berhasrat agar kader KAMMI di masa depan lahir sebagai sosok-sosok pemimpin yang unggul [2] . Sehingga mereka menjelma menjadi avant garde (pembawa perubahan) pada dinamika kebangsaan di masa depan. Singkatnya muslim negarawan adalah profil seorang pemimpin masa depan yang peka dan peduli pada nasib bangsa dan umat.   

Kurban

Gambar
Suatu malam dalam tidur   Ibrahim bermimpi. Sebuah suara tiba-tiba datang membisik dalam teliganya, hingga masuk ke dalam mimpinya.   “Kurbankanlah Ismail”, perintah suara itu.  Ibrahim bingung, ia gelisah. Kenapa dalam mimpinya datang sebuah perintah yang aneh. Karena tidak tahan , tidak lama kemudian ia terjaga bangun dari tidurnya. Ibrahim penasaran siapa gerangan yang membisikkan perintah aneh tersebut. “Kenapa suara itu menuturkan sebuah kalimat yang tidak pantas? Bagaimana mungkin manusia bisa dikurbankan? Bukankah hal itu hanya layak untuk hewan?"

Bias Kebijaksanaan: Antara Sophia atau Phronesis?

Gambar
Dalam dunia filsafat, seseorang dapat dikatakan filsuf, jika ia mampu menggunakan kemampuan rasionya untuk melakukan refleksi-refleksi kritis, rasional dan radikal. Sehingga, ia mampu menganalisa dengan lurus dan benar tentang persoalan-persoalan dalam hidup. Dengan demikian hal itu membuatnya menjadi manusia yang bijaksana.    Bijaksana disini adalah cara memperlakukan dirinya sendiri sesuai dengan kepatutan dan kepantasan. Dimana hal tersebut dilihat oleh   dirinya dan orang lain, sebagai suatu hal yang pantas dan baik. Oleh karenanya hal tersebut disebut bijaksana. Tetapi, dalam filsafat, ternyata dari sini justru muncul perdebatan. Terutama Aristoteles yang mengkritik tentang apa sebenarnya yang disebut dengan kebijaksanaan itu? Seperti misalnya pendapat gurunya, Plato, yang mengedepankan idea Yang Baik adalah kebahagiaan tertinggi [1] . Yang berarti hal tersebut adalah tujuan dari kebijaksanaan. Sehingga, Plato mempostulatkan idea Yang Baik itu di dalam negara. De

Membaca Sejarah Secara Deduktif

Gambar
Malam minggu   kemarin, di kantor Social Movement Institut (SMI), diselenggarakan acara bedah film. Film yang dibedah malam itu adalah 40 Years of Silence: An Indonesia Tragedy . Karya Rob Limmelson. Film ini sebelumya sudah diputar di beberapa tempat di Indonesia –pertama kali di Solo.  Pada acara bedah film yang baru pertama kali diselenggarakan ini, SMI mengundang Romo Baskoro, seorang Rohaniawan dan dosen sejarah di Universitas Sanata Dharma dan Mbah Winarso, ketua Sekber 65, sebagai penceramah. Acara ini juga dibersamai oleh Mas Eko Prasetyo sebagai tuan rumah dan pendiri SMI. Pemutaran film dilakukan di halaman kantor SMI. Dimulai sesuai jadwal –atau mundur sedikit, sebab ketika saya dan Ferza, kawan saya datang, film sudah diputar. Hanya lima orang yang berada di tempat ketika saya datang.

Seputar Peristiwa G-30-S

Gambar
Oleh: Zulfikhar On s’engage et puis on voit. Seseorang menerjunkan diri lalu melihat apa yang terjadi . -Napoleon Bonaparte Praktis setelah Partai Komunis Indonesia (PKI) mulai dekat dengan Soekarno sekitar tahun 50-an. PKI semakin lama menjadi sorotan. Betapa tidak, jumlah anggotanya   yang bertambah berkali lipat setelah DN Aidit dan kawan-kawan mengambil alih pada tahun 1951, membuat partai ini menjadi rival berbahaya bagi lawan-lawan politiknya, terutama bagi militer, Angkatan Darat. Ihwal kebencian militer kepada PKI memang sudah berlangsung sejak kudeta di Madiun tahun 1948. Meskipun begitu, saat ini (1965), PKI sudah terlanjur besar dan sebentar lagi akan menguasai pentas politik nasional. Sehingga militer tidak mempunyai banyak peluang untuk menjegalnya. 

KAMMI dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Gambar
Oleh: Zulfikhar KAMMI masuk ke UMY sejak secara resmi didirikan pada tahun 1998. Terhitung sejak tahun itulah eksistensi KAMMI mulai terbangun secara gradual di salah satu kampus Muhammadiyah terbesar di Pulau Jawa ini. Apalagi dengan keberhasilan mahasiswa melahirkan Reformasi, akhirnya mengangkat nama gerakan mahasiswa ke permukaan dan menjadi sorotan bagi mahasiswa-mahasiswa di kampus, tidak terkecuali di UMY. UMY yang didirikan 32 tahun yang lalu memang sudah sejak lama menjadi surga kehidupan bagi gerakan mahasiswa besar di Indonesia. Terlebih lagi bagi gerakan Islam seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang sudah lebih dulu eksis di kampus. Maka, tidak heran jika eksistensi dan kompetisi kedua gerakan tersebut mendapatkan angin segar dengan kedatangan KAMMI.  

Muzammil: Bid’ah Tidak Dilarang

Gambar
Yogyakarta, Bacazulfikhar.blogspot.com - Pengajian Mocopat Syafaat tadi malam membawa daya tarik yang berbeda dengan pengajian-pengajian sebelumnya. Pasalnya, pengajian yang setiap bulannya dilaksanakan di komplek TKIT Alhamdulillah Kasihan itu, mengundang Kyai Ahmad Muzammil, Pemimpin Pondok Pesantren Raudhatul Umam Parangtritis. Seorang kyai yang tidak hanya cerdas, tetapi juga humoris. Kyai Muzammil, begitu ia disapa, dalam pengajian tersebut menyampaikan tausiyah yang sangat berbeda dibanding dengan beberapa pembicara dan kyai yang hadir malam itu. Ia membawakan materi tentang bid’ah. Kyai Muzammil mengatakan bahwa bid’ah sebenarnya tidak haram. Pendapat yang menurut sebagian kaum muslimin kontroversial. Karena berbeda dengan fatwa mayoritas ulama. Pendapat Kyai Muzammil lantas membuat para jamaah berpikir bercampur gelak tawa yang memanaskan pengajian di larut malam itu. Mereka baru saja memperoleh pendapat yang berbeda seputar bid’ah. Kendati pendapat ters

Kekeliruan Empat Pilar

Gambar
Oleh: Zulfikhar Saya terperanjat ketika mendengar pernyataan Cak Nun dalam pengajian Mocopat Syafaat tadi malam. Tepatnya, komentarnya tentang empat pilar negara kita. Ia mengatakan, empat pilar adalah fondasi bernegara yang keliru. Mengapa? Karena, empat pilar yang tersusun dari Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, sebenarnya, tidak tepat disebut empat pilar. Karena terdiri dari satu pilar saja. Empat pilar (tiang) negara itu ibarat tubuh   manusia. Terdiri mulai tubuh manusia, tangan, kaki dan mulut. Tetapi keempatnya tidak bisa dibagi. Karena merupakan bagian dari substansi yang satu: tubuh manusia. Bukannya mata itu bagian dari manusia? Begitu pula kaki dan tangan? Seharusnya yang dimaknai empat pilar itu adalah susunan empat tiang yang menopang negara. Empat tiang yang memiliki fungsi dan tugas yang berbeda supaya bisa saling mengisi dan melengkapi. Ibarat filosofi bangunan rumah Islam yang berpondasi aqidah dan ibadah, bertiang shalat dan bera

Agenda Perfilman Yahudi

Gambar
Beberapa tahun belakangan ini, di Jogja, saya sangat banyak menonton film. Sejak berkenalan dengan beberapa warnet yang menyediakan film, hasrat saya untuk melahap semua teater elektronik itu terus memuncak. Sampai sekarang saya masih terus menonton dan tidak tahu lagi akan berhenti kapan. Saya banyak berkenalan dengan film-film Barat sejak kecil. Kebanyakan barangkali produksi Hollywood. Tetapi, di Jogja berbeda. Disini banyak tersedia berbagai macam film dari belahan dunia yang lain, khususnya Eropa. Saya pernah menonton film produksi Inggris, Italia, Jerman dan Prancis. Yang terakhir cukup saya sukai. Kebanyakan film-film Amerika dan Eropa, seperti Prancis, pada dua dekade terakhir ini banyak membuat film-film bertemakan tentang Yahudi. Mulai dari kehidupan mereka di tengah Perang Dunia ke II sampai pasca perang. Tetapi, yang paling banyak adalah film-film yang memotret kehidupan mereka di tengah perang. Ketika mereka mulai dibantai oleh kaum Fasis Jerman di kamp-ka

Tentang Kiri

Gambar
Atheis, kira-kira mungkin inilah hipotesis yang barangkali akan orang-orang stigmakan atau sebut kepada seseorang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan. Mengapa disebut Atheis? Mungkin menurut kebanyakan orang, karena berani mempertanyakan keberadaan Tuhan. Tetapi bukankah seharusnya stereotip seperti itu ditempatkan kepada orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan?   Bukankah mempertanyakan Tuhan adalah penyelidikan terhadap keyakinan manusia itu sendiri selama berabad-abad? Memastikan, apakah benar hal itu merupakan naluri –dalam Islam disebut fitrah- dasar manusia yang disebut-sebut sebagai makhluk bertuhan. Meskipun saya adalah orang yang percaya dengan keberadaan Tuhan? Nah, disinilah kira-kira kekeliruan stereotip masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia, terhadap istilah ‘kiri’ ditempatkan. Kiri yang sejak masa Orde Baru berkuasa begitu ditakuti, dijauhi, dilarang karena peristiwa-peristiwa kontroversial dan subversi yang diyakini berada dibalik tanggungja

PARADIGMA GERAKAN KAMMI

Gambar
Oleh: Zulfikhar Pendahuluan. Makalah ini bermaksud memotret lebih dekat paradigma suatu gerakan yang memformalkan dirinya sebagai Ormas Kamahasiswaan Ekstra Kampus pada Muktamar perdananya, oktober 1998. Bagaimana dia terbentuk, paradigma yang dianutnya dan peran yang dipersembahkan untuk bangsa ini.    KAMMI dengan usia yang masih muda dibandingkan dengan gerakan Kemahasiswaan yang lain, di tangannya perubahan dilakukan. Itu terbukti ketika pada pertengahan tahun 1998, KAMMI melakukan aksi protes kepada pemerintah yang dinilai sudah tidak mampu untuk membawa bangsa ini kearah yang lebih baik. Selanjutnya, aksi terus berkembang dan pada akhirnya mahasiswa meminta Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai orang nomor satu bangsa ini pada waktu itu. Akhirnya, kejatuhan rezim Soeharto dapat terlaksana. Bangsa ini dengan leluasa dapat menyampaikan aspirasi dan kritik-kritik kepada lembaga-lembaga pemerintahan yang dinilai belum maksimal d

Tsurayya Zahra

Gambar
Oleh: Galang   Saya sendiri berpikir, sebenarnya apa gunanya kita berdebatkalau kebenaran itu sudah ada di depan mata. Apa gunanya kita berselisih, kalaupokok permasalahan itu sudah terang akar masalahnya dan jalan keluarnya.Karenanya, sudah sepantasnya kita melihat kebenaran itu pada kadarnya masing-masing. Kebenaran itu harus dirisetdengan ukuran-ukurannya yang jelas. Bukan pada ukuran-ukuran perifernya yangmenimbulkan panas, bau pesing, gatal-gatal dan lain-lain. Semua kader KAMMI yang melek grup facebook 'Pengurus KAMMISeluruh Indonesia' (PKSI) -atau diskusi maya seputar organisasi, pasti mengenaldengan kader yang namanya menjadi judul tulisan saya ini, Tsurayya Zahra (TZ).Sosok kader, ummahat dan ibu tiga anak yang akhir-akhir menjadi trendingtopic kader KAMMI di dunia maya. Ya, TZ untuk saat ini menjadi pusatperhatian yang oleh banyak orang, termasuk saya sendiri disebut kontroversial.

Refleksi Idul Fitri

Gambar
ufuk syawal mendaki horizon timur tapaknya memetik ranggasan mozaik-mozaik Ramadhan dari balik lembah lampu neon terpatri jauh menggali ke dalam sanubari dimana-mana terdengar nyaring rintihan elegi kepergiannya sayang, kepergiannya disambut meriah para pecintanya senyum, canda, tawa, air muka mereka rupanya jaminan tuk kembali jumpa sudah dirasa tetapi biarlah pergantiannya membuat sebagian muslim sedih sebagian lain senang dgn wajah berseri sebagian lagi gamang oleh keabsurditasan diri

Kesadaran Anti-Korupsi, mungkinkah?

Gambar
Saya kira kita sudah bosan dan kesal dengan kasus korupsi yang marak terjadi di penjuru negeri ini. Tidak salah negeri ini dikenal sebagai salah satu negara di Asia yang terkorup. Indeks Persepsi Korupsi kita 3 -semakin tinggi nilainya, tingkat korupsi semakin rendah. Transparansi dan akuntabilitas lembaga-lembaga negara juga tidak masif dilakukan. Ada beberapa lembaga negara -termasuk lembaga yudikatif- yang belum mau transparan. Kalau sudah begini, bagaimana mau menghadirkan kepastian hukum. Negara Indonesia adalah negara yang menjunjung hukum sebagai pranata berkehidupanmya. Tidak heran, hukum diabadikan dalam pasal 1 UUD 1945. Namun miris, hukum hari ini baru sekedar nama an sich . Transformasi   menjadi nilai yang benar-benar tertanam dalam kesadaran berbangsa dan bernegara belum sepenuhnya terjadi. Hukum belum menjadi instrumen trias politika yang berdaulat. Saya sejak dulu mempertanyakan paradoks seperti   ini. Mengapa kepala Akademi Kepolisian bisa menjadi tersang

Pluralitas dan Pluralisme

Gambar
Oleh Zulfikhar *   Ada yang berbeda pada Maiyah (17 Juli 2013/9 Ramadhan 1437 H) tadi malam. Maiyah di bulan Ramadhan. Tidak biasanya mas Toto Raharjo menyuruh jamaah membuat tulisan. Kami diminta menuliskan gagasan dan ide kami ke dalam secarik kertas yang dibagikan olehnya. Kami diminta menulis tentang apa saja yang berhubungan dengan Maiyah. Dengan gagasan-gagasan batu itu mungkin akan menjadi masukan lebih meramaikan pengajian bulanan tersebut. Malam itu tidak biasanya mas EH Kartanegara hadir membersamai kami. Padahal rumah beliau jauh di Pekalongan. Dan kesibukannya sebagai wartawan saya pikir akan mengganggunya atau setidaknya memberikan alasan untuk dirinya supaya tidak datang. Tetapi rupanya tadi sore ada buka puasa bersama. Memperingati milad kedua majelis ilmu yang didirikan Maiyah, Nahdlatul Muhammadiyyin pimpinan Musthafa W Hasyim. Menurut saya, agenda tersebut merupakan alasan mas EH untuk menghadiri pengajian. Sambil menyelam sambil minum air

Dosa

Gambar
Bau anyir neraka sumbar, sumbang, gagap stagnan dalam sulaman dunia menyanyat asa, karsa di atas pusara kesempitan yang disempitkan oleh nafsu angkara Biarlah ia terbakar atau membeku Kotor dalam tumpukan debu Dalam kamar tanpa Qur'an dan buku Aku berdoa memohon kau kembali bersemayam, mengkristal, dalam iman sanubari seperti ranggasnya pohon kuldi di kampung surgawi Kuning, cokelat dan gugur pada huma di bukit Wonosari Disini aku pinta dan memohon Kasihan, 13 Juli 2013

Perlawanan Seorang Perempuan

Gambar
Judul: Harem Penulis: Qut al-Qulub al-Damrdashea Penerjemah: Andanusia Penerbit: Navilla Tebal: 252 Tahun: 2009 Peresensi: Zulfikhar * Sekilas kalau mendengar kata Harem , memori kita pastinya akan digiring kepada suatu tradisi masa Kekhalifahan Turki Ustmani di abad pertengahan sampai akhir abad 19. Suatu kata yang menunjukkan rumah para jariyat (budak-budak perempuan) bersemayam. Rumah dimana mereka   hidup untuk menghibur dan melayani hasrat seksual tuannya. Kalau beruntung,   mereka akan diangkat menjadi selir atau bahkan menjadi isteri sang tuan. Tetapi, selebihnya mereka akan dijual atau mati di tempat itu. Sedikitnya beberapa diantara mereka dimerdekakan. Di Harem inilah kisah dalam novel ini   bermula. ‘Harem’ bercerita tentang kehidupan dua   jariyat yang bersahabat:   Indasha dan Nirjis. Mereka dijual oleh pedagang budak yang baik hati, Rustam,   kepada keluarga bangsawan Mesir, Fawzi Bek. Kemudian karena kecantikan dan kemampuan seni yang dimi

Paradoks dalam Cinta

Gambar
Judul: The Great Gatsby Penulis: Francis Scott Fitzgerald Penerbit: Selasar Publishing Tahun Terbit: 2010 Tebal Halaman: 256 Peresensi: Zulfikhar Jay Gatsby, seorang veteran Perang Dunia I tiba-tiba menjadi jutawan. Meskipun bukan berasal dari keluarga berada, namun relasinya dengan mendiang Dan Cody,seorang pengusaha kaya, seketika membuat hidupnya berubah. Segera pria yang pernah kelaparan pasca pulang ke Amerika ini menjadi orang yang terkenal di West Eggs, sebuah desa di Timur New York.  Hampir setiap malam dalam satu pekan, Gatsby menyelenggarakan pesta di rumahnya yang mewah. Orang-orang kaya di sekitar West Eggs, diundang. Beberapa diantara mereka bahkan hadir tanpa undangan. Karena, pesta tersebut terbuka untuk semua orang. Gatsby sebagai tuan rumah menyambut dengan tangan terbuka. Meskipun hampir semua tamu   tidak pernah bertemu dan mejabat tangannya dan   berlalu pulang setelah pesta mereda, Gatsby menikmatinya. Nama Gatsby begitu terkenal me