Membaca Sejarah Secara Deduktif
Malam minggu
kemarin, di kantor Social Movement
Institut (SMI), diselenggarakan acara bedah film. Film yang dibedah malam
itu adalah 40 Years of Silence: An
Indonesia Tragedy. Karya Rob Limmelson. Film ini sebelumya sudah diputar di
beberapa tempat di Indonesia –pertama kali di Solo.
Pada acara bedah film yang baru pertama kali diselenggarakan
ini, SMI mengundang Romo Baskoro, seorang Rohaniawan dan dosen sejarah di
Universitas Sanata Dharma dan Mbah Winarso, ketua Sekber 65, sebagai penceramah.
Acara ini juga dibersamai oleh Mas Eko Prasetyo sebagai tuan rumah dan pendiri
SMI.
Pemutaran film dilakukan di halaman kantor SMI.
Dimulai sesuai jadwal –atau mundur sedikit, sebab ketika saya dan Ferza, kawan
saya datang, film sudah diputar. Hanya lima orang yang berada di tempat ketika
saya datang.
40
Years of Silence: An Indonesia Tragedy mengambil setting di beberapa tempat yang pada peristiwa pembantaian PKI –mulai Oktober- tahun 1965-1966
banyak memakan korban. Yaitu Yogyakarta, Jawa Tengah, Surabaya dan Bali. Dari tiga tempat itu,
film ini mengambil kisah dari para pelaku sejarah, keluarga serta rekan
korban.
Saya terperanjat dan menepuk dada ketika tahu bahwa
pembunuhan massal saat itu dilakukan terbuka. Tidak jarang disaksikan oleh masyarakat.
Barangkali tidak jauh beda dengan peristiwa SARA di Maluku dan Poso satu dekade
yang lalu. Saya tidak bisa membayangkan para korban itu dibunuh di jalan. Dikubur
massal tidak jauh dari pemukiman. Tidak sedikit diantara mereka yang mayatnya
dibuang ke sungai karena proses pemakaman yang menguras tenaga atau memang
sengaja dilakukan.
Peristiwa pembantaian yang terekam dalam film ini
sangat berbeda dengan yang dikisahkan oleh buku-buku sejarah di
sekolah-sekolah, Penataran P4, apalagi doktrin oleh pemerintah Orde Baru melalui
film Penghianatan G 30 S PKI yang
terkenal itu. Karena film ini membeberkan banyak fakta-fakta sejarah yang tidak
terungkap. Pembantaian anggota PKI yang mencapai setengah juta orang itu –di
Pulau Jawa dan Bali- sampai sekarang tidak pernah sama sekali diungkap ke
publik, apalagi di buku-buku sejarah yang beredar dari SD sampai SMA.
Film ini
menguraikan dengan gamblang bahwa target pengejaran saat itu ternyata bukan
hanya anggota PKI dan organisasi afiliasinya –seperti Pemuda Rakyat, BTI,
Lekra, SOBSI, dll- yang kira-kira memiliki ideologi yang sama: Komunis. Tetapi
juga anggota PNI yang notabene adalah kaum Soekarnois, anggota Baperki –partai
orang Tionghoa, dan Gerwani, organisasi feminis yang kekiri-kirian –meskipun
secara eksplisit tidak berafiliasi ke PKI.
Dengan melihat aksi-aksi tersebut, nyatalah bahwa
bukan Komunisme yang menjadi musuh militer, tetapi mereka yang kritis pada
Amerika dan sekutunya. Disini runtuhlah sudah dalih untuk mengamini pembantaian
militer, terutama dengan alasan ateisme dan sikap anti-agama PKI. Dalih yang benar
adalah sepakat atau berbeda dengan keinginan Amerika, mendukung atau mengkritik
neokapitalisme dan neoimperialisme. Disinilah titik pijaknya.
Sekira menonton 40
Years of Silence: An Indonesia Tragedy selama tiga puluh menit, film ini dihentikan.
Moderator mulai membuka acara. Romo Baskoro dan Mas Eko mengisi tempat yang
sudah disediakan. Diskusi pun dimulai.
Romo Baskoro dipersilahkan untuk memulai ceramahnya.
Sebab tidak hanya sebagai sejarawan, ia juga sekaligus kru dalam pembuatan film documenter ini. Romo
Baskoro lantas memulai menceritakan proses pembuatan film tersebut. Ia
mengisahkan pembuatan film ini yang semula tidak direncanakan sama sekali
berhubungan dengan isu G 30 S. Sebenarnya film ini dibuat untuk meneliti perilaku
trauma dari orang-orang lansia di Jawa. Sebab Rob Limmelson adalah seorang antropolog.
Namun, belakangan setelah Rob tahu tentang latar belakang munculnya perilaku-perilaku
tersebut adalah akibat peristiwa kelam di masa lalu, maka ia pun berpikir ulang
dan merombak konsep film itu menjadi seperti sekarang.
Nah, mulai dari situlah akhirnya film ini dibuat.
Membutuhkan waktu kurang lebih tujuh tahun untuk mengumpulkan data, wawancara dan
proses pengeditan. 40 Years of Silence:
An Indonesia Tragedy akhirnya
selesai tahun 2009.
Setelah membicarakan banyak ihwal proses pembuatan
film ini, Romo Baskoro lantas melanjutkan ceramahnya mengenai kisah-kisah
korban dan keluarganya yang direkam oleh film ini. Kisah penangkapan mereka., provokasi
militer untuk melibatkan warga dalam pembantaian-pembantaian itu diuraikan
dengan sangat baik. Yang paling mengerikan dalam uraian itu adalah kejadian di
Bali. Dimana antar sesama saudara dipaksa militer untuk saling membunuh. Sebab jika tidak membunuh,
maka akan dibunuh.
Ceramah dari Romo Baskoro juga menyinggung
keterlibatan Amerika yang diduga sebagai dalang utama atas tragedi berdarah
itu. Stigma buruk antara Soekarno dan PKI versus Amerika dan sekutunya menjadi
rintangan sendiri bagi Negara adidaya itu untuk menguasai alam Indonesia.
Karena pertentangan tidak kunjung usai, maka langkah alternatifnya dijalankan.
Dalam teori aneksasi Amerika, kata Romo, setidaknya kalau suatu Negara tidak
bisa dikuasai sepenuhnya, maka setidaknya sebagian Negara itu bisa dikuasai. Yang
artinya Negara tersebut terpecah menjadi dua. Kasus Korea Utara dan Selatan,
Jerman Barat dan Timur adalah bukti dari teori tersebut.
Teori tersebut akibatnya memantik riak-riak separatism
di tahun 50-an. PRRI di Sumatra dan Permesta di Sulawesi dan Maluku adalah
buktinya. Apalagi dengan tertangkapnya pilot Amerika, Allen Pope, yang terlibat
dalam aksi pengeboman di Maluku, menjadi bukti bahwa Amerika memang secara
langsung terlibat.
Setelah Romo Baskoro selesai dengan ceramahnya.
Diskusi dilanjutkan dengan ceramah dari Mbah Narso yang baru saja datang.
Kurang lebih Mbah Narso bercerita seputar pemutarbalikkan fakta sejarah oleh
pemerintah dan sikap yang harus diambil. Ia menyuarakan agar saat ini bukan
saatnya lagi orang Indonesia tabu dengan
isu-isu seputar PKI dan tetek bengeknya. Kekaburan menyikapi peristiwa berdarah
itu harus secepatnya disingkap. Rakyat Indonesia harus tahu, bahwa PKI bukanlah
dalang dari peristiwa itu.
Oleh sebab itu, Mbah Narso menyerukan agar para tamu
malam itu bergabung dengan aksi-aksi yang meluruskan sejarah tersebut. Seperti
yang selama ini diperjuangkan oleh lembaga yang dipimpinnya, Sekber 65. Agar
stigmatisasi yang sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun terhadap
kelurga dan korban G 30 S bisa diakhiri. Menurut Mbah Narso, harus ada
pendefinisian kembali peristiwa berdarah itu dengan sebenar-benar dan
sejujur-jujurnya. Mbah Narso lantas merangkai ceramahnya itu dengan jargon dari
Sekber 65, “Ini dadaku.”
Setelah ceramah dari dua pembicara berakhir, forum
tanya-jawab dibuka. Banyak para tamu bertanya. Mulai dari isu pengganyangan PKI,
dalam hal ini Gerwani, yang melebar sampai di Ternate, langgam untuk menyikapi
peristiwa berdarah itu, sampai novel yang menceritakan tentang kisah hidup
orang-orang di zaman itu.
Dalam kesempatan itu saya alhamdulillah diizinkan
untuk bertanya. Pertanyaan saya berasal dari kegelisahan saya setelah membaca
buku yang menyikapi proses terjadinya peristiwa G 30 S. Buku karya John Roosa, Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30
September dan Kudeta Suharto. Kegelisahan saya juga muncul setelah membaca
artikel-artikel dari majalah Tempo yang rutin intens mengangkat fakta-fakta
sejarah seputar G 30 S.
Romo Baskoro saya minta untuk merespon kegelisahan
saya. Terutama ihwal kaburnya aktor yang berperan memicu peristiwa itu. Karena
sampai saat ini, tidak jelas siapa actor utama sesungguhnya. Karena dalam
peristiwa itu, tidak hanya melibatkan unsur PKI –seperti Aidit, Sjam, Pono,
Bono, Subekti, tetapi juga dari unsur militer
–seperti Untung, Latief, Soejono, Supardjo, Dani, Atmodjo, dll- yang pro
Soekarno. Anehnya lagi pada peristiwa itu, Soeharto yang merupakan seorang
Mayor Jenderal yang memiliki kekuatan besar saat itu, tidak masuk dalam target
penculikan. Padahal Seharto saat itu adalah komandan Kostrad. Markas Kostrad pada
tanggal 1 Oktober sama sekali tidak disentuh oleh pasukan G 30 S. Padahal
markas tersebut persis berada berhadapan dengan pasukan G 30 S yang berjaga di
Istana.
Menurut saya, fakta tentang keterlibatan Amerika
saat ini baru sekedar ditempatkan sebagai aktor umum. Hal ini dimungkinkan karena
keterlibatan Amerika baru sebatas dirangkai dengan peristiwa-peristiwa pasca G
30 S dan naiknya Soeharto dengan kebijakan-kebijakannya yang pro Amerika dan
investasi asing. Hal ini bisa dibuktikan dengan munculnya UU No 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing (PMA) menjelang turunnya Soekarno.
Romo Baskoro mengakui kekaburan itu memang ada.
Apalagi pertarungan wacana seputar dalang dan korban masih terus berlangsung
sampai sekarang. Sehingga terkadang fakta-fakta itu menjebak dan buntu di
tengah jalan. Polemik seperti inilah yang sulit dihindari.
Romo Baskoro menjelaskan argumentasinya –merespon
pertanyaan saya- dengan menceritakan asal-usul Gunung Tangkuban Perahu. Gunung
yang berasal dari sebuah kapal yang dibuat oleh seorang manusia sakti,
Sangkuriang. Karena cintanya ditolak oleh kekasihnya yang sebenarnya adalah
ibunya, dan sebagai syarat untuk menikahi kekasihnya itu, ia disuruh membuat
sebuah kapal besar dalam satu malam. Tetapi upaya Sangkuriang berakhir dengan
kegagalan. Sehingga, kapal itu ditendang sampai terbalik dan jadilah sebuah
gunung.
Pada kisah Tangkuban Perahu, menurut Romo Baskoro,
jangan-jangan sengaja dibuat oleh orang-orang di zaman dahulu. Sekedar untuk membenarkan keberadaan sebuah gunung
yang terlihat mirip sebuah perahu yang terbalik.
Peristiwa G 30 S itu kira-kira mirip dengan mitos
tersebut. Keberadaan gunung Tangkuban Perahu diandaikan seperti permusuhan militer
dan Amerika untuk menghancurkan PKI, para Soekarnois dan kelompok yang anti
Amerika. Sedangkan kisah Sangkuriang adalah peristiwa G 30 S itu sendiri. Sebagai dalih yang membenarkan upaya
kudeta dari Angkatan Darat dan Amerika
di belakangnya untuk menghabisi PKI.
Membaca sejarah versi Romo Baskoro ini adalah cara membaca
dari hal yang berlaku umum ke khusus. Dalam logika dinamakan cara berpikir
(logika) deduktif. Disini saya menyebutnya membaca secara deduktif.
Saya pikir, sembari menguliti proses kekaburan
sejarah tentang peristiwa G 30 S –membaca secara induktif (khusus ke umum).
Maka tidak ada salahnya G 30 S dan peristiwa-peristiwa pembantaian yang
mengirinya, sementara dibaca secara deduktif –sebagaimana tawaran Romo Baskoro
diatas. Setidaknya, Romo Baskoro dengan pembacaan yang ia tawarkan itu mampu
mengafirmasi fakta sejarah bahwa PKI bukanlah dalang tunggal peristiwa G 30 S.
Wallahul
Muwaffiq ila Aqwamith Thariq
Jadan, 8 Oktober 2013
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
Assalamu alaikum wr.wb..saya IBU RAHMA TKI MALAYSIA
BalasHapussaya mengucapkan terima kasih banyak kepada MBAH SANGKIL
sudah 7 tahun saya di MALAYSIA pengen pulang ke indonesia
tapi gak ada uang apalagi hutang masih banyak
secara kebetulan saya buka internet melihat nomor
MBAH SANGKIL katanya seorang paranormal yang bisa bantu masalah kita
dengan penuh harapan saya coba-coba hubungi
saya minta angka bocoran dan beliau bantu kasi 4D TOTO
angka yang di berikan MBAH SANGKIL betul-betul tembus 100%
atas bantuan MBAH SANGKIL hutang-hutang saya semua pada lunas
bagi saudara-saudara perlu bantuan
terutama yang punya hutang sudah lama belum terlunasi
jangan putus asah ingin merubah nasib seperti saya
HUBUNGI MBAH SANGKIL DI MOMOR HP: (=085=210=493=757=) semoga ALLAH SWT...senang tiasa memberi MBAH SANGKIL kesehatan dan umur panjang...amin amin yarabbal alamin..
Assalamu alaikum wr.wb..saya IBU RAHMA TKI MALAYSIA
saya mengucapkan terima kasih banyak kepada MBAH SANGKIL
sudah 7 tahun saya di MALAYSIA pengen pulang ke indonesia
tapi gak ada uang apalagi hutang masih banyak
secara kebetulan saya buka internet melihat nomor
MBAH SANGKIL katanya seorang paranormal yang bisa bantu masalah kita
dengan penuh harapan saya coba-coba hubungi
saya minta angka bocoran dan beliau bantu kasi 4D TOTO
angka yang di berikan MBAH SANGKIL betul-betul tembus 100%
atas bantuan MBAH SANGKIL hutang-hutang saya semua pada lunas
bagi saudara-saudara perlu bantuan
terutama yang punya hutang sudah lama belum terlunasi
jangan putus asah ingin merubah nasib seperti saya
HUBUNGI MBAH SANGKIL DI MOMOR HP: (=085=210=493=757=) semoga ALLAH SWT...senang tiasa memberi MBAH SANGKIL kesehatan dan umur panjan...amin-amin yarabbal alamin..