RADIKALISME DALAM SEJARAH KITA Diakses dari https://merahputih.com/post/read/gaya-pemuda-nakal-pejuang-kemerdekaan-republik-indonesia Hari-hari ini di Indonesia, pemerintah, partai politik dan organisasi masyarakat semuanya teriak mengutuk radikalisme. Sikap ini tidak hanya disampaikan dalam forum-forum resmi, tapi juga didiskusikan, diseminarkan, dibukukan bahkan menjadi gerakan. Anti-radikalisme seolah menjadi sebuah kebenaran yang mau tak mau harus diterima. Ia sekarang menjadi seperti konsensus bersama dalam ruang publik kita. Jika kilas balik ke belakang, setidaknya terminologi dan sikap semacam itu mulai populer setelah reformasi. Terutama setelah maraknya aksi-aksi terorisme mulai bom Bali I dan II, bom Hotel Marriot, bom gereja di Surabaya, dll. Hal itu membuat pemerintah waspada terhadap segala potensi yang memungkinan terorisme berulang kembali.
Postingan
Menampilkan postingan dari Agustus, 2019
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
BUKAN PASAR MALAM: REVOLUSI MEMAKAN ANAKNYA SENDIRI Judul : Bukan Pasar Malam Penulis : Pramoedya Ananta Toer Penerbit : Lentera Dipantara Tahun Terbit : 2018 Halaman : 104 hlm Nomor Edisi Terbit : ISBN 978-979-3820-03-3 Zaman revolusi tidak selalu meninggalkan kisah-kisah kepahlawanan yang biasa kita saksikan dalam catatan-catatan para sejarawan. Kisah tokoh-tokoh penting seperti Jenderal Sudirman, Nasution, Tan Malaka dan lain-lain terlalu sedikit untuk mewakili kompleksitas kemelut periode masa itu dalam sejarah nasional kita. Di balik kisah-kisah mereka, berserakan ribuan kisah anak-anak revolusi yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Mereka bukan orang-orang penting yang namanya pernah ditulis oleh wartawan dan sejarawan. Bukan pula pernah menduduki jabatan mentereng di pemerintahan. Mereka hanyalah orang-orang biasa ya