Membiasakan Berpikir dan Menolak Taklid
Dalam acara pengajian Maiyyah (Mocopat Syafaat) di Tamantirto, 17 Desember kemarin, Cak Nun mengajak jamaah untuk membudayakan kebiasaan berpikir. Berpikir secara mendalam dan memutuskan dengan beragam pertimbangan. Tidak hanya menggunakan wahyu sebagai sumber absolut pengkajian ilmu Islam. Sebab wahyu tidak selalu dapat dipahami manusia. Hal itu ia kembali singgung karena banyak umat Islam saat ini terburu-buru berespon terhadap suatu masalah. Mereka cenderung terlalu cepat untuk menjawab dan membenarkan pendapatnya. Dan menghakimi orang-orang yang berbeda –karena mencerna dengan pikiran- sebagai salah, bid’ah, haram, kafir. Mereka selalu memperkuatnya dengan dalil naqli (baca: Al-Qur’an dan hadits). Padahal mereka lupa Al-Qur’an punya tafsiran dan pengkajian atas maknanya.