City of Life and Death: Dilema Diantara Fasisme dan Humanisme

https://mubi.com/films/city-of-life-and-death

Judul                : The City of Life and Death
Sutradara        : Lu Chuan
Pemeran          : Liu Ye, Nakazumi Hideo, Gao Yuanyuan
Genre               : History Action
Durasi              : 133 menit
Tahun              : 2009
Produksi          : Media Asia Entertainment Group, China Film Group
Negara             : Tiongkok

Perang Tiongkok-Jepang Kedua yang baru saja di mulai langsung menghasilkan perubahan yang berarti setelah ribuan serdadu Jepang berhasil masuk jauh hingga berada persis di depan tembok kota Nanking pada 1937. Sekian tahun lamanya berkedudukan di Tiongkok dalam misi perdagangan dan intervensi politik, Jepang sebagai bangsa Timur terkuat di masa itu, menyimpan ambisi menancapkan tombak imperialisme yang lebih luas di Tiongkok. Jepang bermaksud menguasai bahan baku Tiongkok yang berlimpah ruah



Sersan Kadokawa Masao (Nakaizumi Hideo) masuk dalam satu peleton serdadu yang pertama kali berhasil memasuki gerbang kota. Sebagai orang nomor dua dalam peleton yang dipimpin Opsir Ida Osamu (Kohata Ryu), kedatangan mereka segera dicegat sekelompok tentara Tiongkok yang di pimpin Letnan Lu Jianxiong (Liu Ye).  Jumlah serdadu Jepang yang semakin bertambah akhirnya berhasil mengatasi keadaan.

Sebuah gereja yang berdiri kokoh di tengah kota di mana sebagian warga Nanking yang sebagian besar perempuan bersembunyi di sana, ditemukan Ida dan pasukannya yang sudah penuh luapan nafsu. Gereja yang dijadikan zona keamanan Nanking yang dipimpin anggota partai Nazi, John Rabe (John Paisley), sekretarisnya Tang Tianxiang (Fan Wei), bersama para biarawan tidak mampu mencegahaksi-aksi pemerkosaan yang mulai pecah dimana-mana. Kendati diketahui, dalam perangitu, Jerman dan Jepang telah bersekutu. 

Kadokawa yang hanya mencintai Yuriko (Miyamoto Yuko), salah satu pelacur yang ikut dibawa dariJepang, mulai tak mengerti dengan perilaku bejat kawan-kawannya. Rupanya, moral kemanusiaan yang didapatnya sewaktu belajar semasa muda di gereja telah mengetuk hatinya. Puncak kebingungannya menggelora tatkala pelacur-pelacur Jepang dan perempuan-perempuan Nanking yang diperkosa mulai mati satu per satu dan di diperlakukan seperti sampah. 



Dibawah tekanan moralitas yang butuh pembuktian, Kadokawa diam-diam menaruhbelas kasihan pada warga Nanking yang tertindas. Di saat yang bersamaan, loyalitasnya pada kaisar mulai meluruh setelah pembelaan-pembelaan kecil mulai ia lakukan. Namun, Kadokawa sesungguhnya dalam hati sama sekali tak menaruh benci pada kawan-kawannya, juga Opsir Ida Osamu yang kejam. Kendati begitu, kebingungan itu sama sekali tak membantu Kadokawa menemukan siapa yang pantas dibencinya, mungkinkah kaisar? Barangkali juga tidak. Mungkin dirinya. 

Sementara pemerkosaan dan pembunuhan sedang berlangsung, mungkinkah dengan posisinya yang penting dalam pasukan, Kadokawa dapat menyelamatkan warga Nanking sebanyak-banyaknya? Agaknya, posisi Kadokawa tidak sekuat Oskar Schindler dalam Schindler’s List (1993) yang mampu menyelamatkan ribuan orang Yahudi dari teror kamar gas partai Nazi di Jerman. Tetapi untuk memastikannya, sila Anda tonton film ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Prinsip Gerakan KAMMI*