Kritikan I: Profesi Perawat dalam Kacamata Dunia Entertain


Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir mencoba untuk memberikan kemudahan kepada manusia dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Tidak menutup kemungkinan bagi media massa khususnya dunia entertain (hiburan) yang sarat dengan teknologi dan informasi sebagai sarana utamanya.
Dunia entertain yang notabene sarat dengar hingar bingar gaya hidup hedonis, tentunya memberikan ketertarikan bagi banyak orang khususnya kaum muda untuk berada di dalamnya. Bagaimana tidak, dunia entertain memberikan prasyarat yang tidak sulit dengan upah yang tidak bisa dibilang kecil dibandingkan dengan penghasilan para cendekiawan yang mempunyai integritas yang tinggi. Ditambah lagi orang yang eksis di dunia entertain (selebriti) dapat dengan mudah terekspos oleh media cetak dan ekeltronik.
Eksistensi dunia entertain dengan berbagai macam dinamika di dalamnya tentu menghendaki untuk tetap konsisten dengan keberhasilan pencapaian visinya. Terutama menarik para objek untuk mengalihkan perhatiaannya kepada sajian entertain. Sehingga semakin banyak objek maka profit yang didapat semakin banyak.
Banyak strategi yang disiasati oleh dunia entertain untuk mengemas produk mereka menjadi kelihatan menarik untuk disimak. Terutama produk yang diperuntukkan untuk menghibur orang dewasa. Tidak jarang, eksploitasi terhadap perempuan dilakukan untuk menarik konsumen lebih banyak. Mengeksploitasi perempuan tentu akan meningkatkan intensitas dunia entertain dalam memberikan sajian yang menarik untuk para konsumennya.
Eksploitasi terhadap perempuan sering dikaitkan dengan profesi perawat khususnya perawat perempuan (baca: suster). Suster di dalam dunia entertain terkenal sebagai figure yang indah, sensual, sampai menakutkan. Suster berada di berbagai macam jenis entertain yang disajikan untuk konsumen, mulai dari tayangan filem yang bergenre horror, tayangan komedi semua umur sampai dewasa, video klip, dan masih banyak lagi.
Para oknum pengelola entertain tidak berpikir panjang apa yang telah mereka ciptakan dengan mengeksploitasi perempuan dalam kemasan suster. Padahal  suster mempunyai peran yang urgen didalam dunia kesehatan dalam ruang lingkup biopsikososiokulturalspiritual untuk merawat pasien dan masyarakat sampai ke tahap  rehabilitasi meningkatkan status kesehatan pasien.
Seyogyanya semua profesi tidak hanya perawat mendapat tempat yang baik di dunia entertain tidak diposisikan negatif di dalam produk yang disajikan kepada konsumen. Apalagi mengeksploitasi perempuan yang notabene perhiasan untuk ikut unjuk gigi dalam memeriahkan dinamika dunia entertain yang secara tidak langsung menimbulkan syahwat dari lawan jenis. Wallahu’alam bis shawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Prinsip Gerakan KAMMI*