SEJARAH PERKEMBANGAN KAPITALISME DAN  KOMUNISME BESERTA  PENERAPANNYA DI INDONESIA

https://www.dcreport.org/2018/10/25/how-trump-bringing-child-labor/ 

Oleh: Zainul Muttaqin 

Pada abad 19, di Benua Eropa terjadi sistem perbudakan massal oleh kaum kapitalis  yang bermula dari kaum borjuis  yang menyewa tanah pada kaum feodal , kaum kapitalis tersebut membuat pabrik untuk mencari keuntungan yang sebesar besarnya untuk meraih kekayaan hidup. Karl Marx yang pada masa itu adalah seorang penganut Materialis Historis  mengkritik kaum kapitalis, ia mengatakan; “Dalam masyarakat kapitalis, pekerjaan diatur dengan cara sedemikian rupa sehingga pekerja sebenarnya menjadi budak bagi kelas sosial lain. Dengan begitu, pekerja menyerahkan tenaganya kerjanya sendiri—dan dengan itu, seluruh kehidupannya—kepada kaum borjuis.”       


Pekerja yang menjadi budak tersebut mungkin bekerja 12 jam sehari di dalam ruang produksi yang dingin membeku padahal jatah mereka bekerja hanyalah 8 jam tetapi 4 jam berikutnya hanyalah tipudaya pengusaha kapitalis, pekerja juga diberi bayaran sedikit yang tidak mencukupi kebutuhan keluarga, dan juga pada perumahan pekerja sangatlah kotor dan berbau pesing, karena di satu kamar perumahan di tinggali tiga sampai empat keluarga, dan herannya pada perumahan tersebut hanya tersedia beberapa kamar mandi dan toilet dan sering kali orang orang melakukan respirasi di sembarang tempat, sehingga menimbulkan berbagai penyakit kulit, sangat menyedihkan.  Karl Marx juga mengungkapkan bahwa kaum Kapitalis pada masa itu sebenarnya adalah pemeras tenaga pekerja sehingga pekerja sama seperti budak.


Pada masa itu juga, pekerja dipengaruhi oleh Agama Nasrani yang pada masa itu menyatakan bahwa orang-orang harus menerima takdirnya masing masing , oleh karena itu, Marx menyatakan bahwa ”Agama itu candu bagi masyarakat” maksudnya Agama Nasrani pada masa itu membantu kaum kapitalis untuk meraih kekayaan. Dan Agama Nasrani menjanjikan bahwa kekayaan duniawi juga mempengaruhi kekayaan akhirat.                                                                                

Karena maraknya sistem perbudakan antara kaum kapitalis , Karl Marx membentuk kaum komunis   yang ingin menyejahterakan Petani dan buruh yang dipekerjakan oleh kaum kapitalis, ia juga ingin menyamaderajatkan masyarakat sehingga tidak ada yang terlalu kaya dan miskin dan juga memberikan keadilan politik, dan ekonomi. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi dari kaum kapitalis melalui peran Partai Komunis.  Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar. Namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Oleh karena itu, diperlukan paham komunis yang sekarang disebut komunisme untuk memberikan petunjuk bagi para kaum proletar  atau buruh dan petani tadi.

Praktek praktek kapitalisme di anut oleh berbagai negara, misalnya Amerika Serikat, Korea selatan, Jepang, dll. Sedangkan, praktek praktek komunisme di anut oleh berbagai negara, misalnya, Rusia, Vietnam, China, dan Korea Utara, dll. Selanjutnya, akan dijelaskan tentang penerapan Kapitalisme di berbagai negara dan cara Kaum komunis untuk melawan.


Penerapan kapitalisme di Indonesia dan perjuangan Kaum Komunis di Indonesia 

Kapitalisme pada negara Indonesia sudah lama di terapkan oleh penjajah penjajah pada masa lalu, tepatnya pada akhir abad 18, Belanda telah berusaha untuk memeras produk pertanian, sepeti kopi dan lada, hal ini dilakukan dengan penyerahan paksa dan menjualnya ke pasaran Eropa. Dan para petani dipaksa untuk membayar pajak dengan harga yang tinggi, dan diberlakukannya tanam paksa dan terjadinya penindasan kaum buruh . Ternyata, sifat kapitalisme para penjajah berimbas pada generasi abad 21, yang memakai barang barang luar negeri dan tidak tahu dampak negatifnya. Kita mengambil contoh kecil saja, seperti halnya Air mineral Aqua yang juga menerapkan sistem kapitalisme yang ditanami saham oleh penjajah Palestina, yang tidak lain dan tidak bukan  adalah  Yahudi. Contoh lainnya seperti merek gadget Samsung yang diproduksi oleh negara kapitalis Korea Selatan juga menerapkan sistem kapitalisme dengan cara menipu para Buruh untuk bekerja 8 jam per 2 Gadget. Padahal, mereka hanya digaji per 1 produksi Gadget yakni 4 jam dan 4 jam berikutnya mereka tidak digaji, sebenarnya, mereka sudah mengetahui akan praktek kapitalisme oleh kaum kapitalis. tetapi, mereka tidak diberi izin untuk membentuk serikat Buruh. Selanjutnya, Indonesia malah membeli barang mereka tanpa tidak tahu akibat atau dampak negatif dari barang tersebut.  

Kaum komunis sebagai anti-kapitalisme ternyata telah lama ada di Indonesia, tepatnya pada awal abad 20 yang dibawa oleh Sneevliet   dari Belanda dan berkembang luas pada abad yang sama. Di Indonesia, kaum komunis telah membentuk partai yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI) pertama dipimpin oleh Semaun, mantan ketua Sarekat Islam Semarang. Tan Malaka adalah salah satu contoh dari banyak tokoh PKI yang  juga berperan penting terhadap sifat kritis yang dilakukan oleh PKI, buktinya, Tan Malaka  menyatakan bahwa “Idealisme adalah satu satunya senjata bagi pemuda”  maksudnya Idealisme adalah penciptaan ide ide ideal untuk menciptakan keadilan politik, dan ekonomi yang di dalamnya juga termasuk ide ide anti kapitalisme.


Tetapi, pada pertengahan abad 20, tepatnya tahun 1965, PKI dituduh melakukan pembunuhan terhadap 7 jenderal TNI, yaitu jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani, Letjen TNI Anumerta MT Haryono, Letjen TNI Anumerta S Parman, Letjen TNI Anumerta Suprapto, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen TNI Anumerta DI Panjaitan, dan Kapten Czi Anumerta Pierre Tendean. Mereka  diduga di bunuh dan disayat sayat tubuh jenderal tersebut yang sekarang kita kenal sebagai peristiwa G30s/PKI, padahal tuduhan itu hanyalah Konspirasi dari para Militer untuk menghancurkan PKI dan menjatuhkan Soekarno dari jabatannya sebagai Presiden. Setelah kejadian tersebut, PKI sudah tidak didukung rakyat karena provokasi militer terhadap masyarakat. Sebulan setelah kejadian G30s/PKI, terjadi pembunuhan massal atas anggota anggota dan kader kader PKI diseluruh Indonesia yang di pimpin oleh Mayjen Soeharto , semua anggota PKI diseluruh Indonesia diburon, anggota anggota PKI yang tidak dibunuh akan di jadikan Tapol dan dikirim ke pulau Buruh, Provinsi Maluku. Mereka yang dikirim ke pulau Buruh tidak diberi izin untuk berpolitik selamanya meskipun mereka telah bebas dari penjara.  padahal, banyak anggota PKI di luar kota Jakarta yang tidak mengetahui peristiwa G30s/PKI, bahkan, di dalam kota Jakarta sekalipun banyak yang tidak tahu tentang peristiwa tersebut. 


Pembantaian terhadap Anggota anggota PKI pada tahun 1965 adalah salah satu pembantaian massal terbesar dan kurang di ketahui oleh masyarakat. Peristiwa ini menelan korban jiwa 1-3 juta jiwa . Bahkan, setelah Peristiwa pembunuhan massal PKI, semua orang Indonesia dilarang mempelajari hal hal mengenai PKI. Namun, pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur  pernah mewacanakan ingin mencabut larangan tersebut. Tetapi, kepastian akan pencabutan larangan tersebut masih belum ada kepastiannya.


Sekarang, di Indonesia peninggalan PKI sudah tidak ada lagi, hanya sebagai sebuah sejarah. Namun , masih banyak orang orang yang mempelajari sejarah tersebut hanya dalam versi Militer . Oleh karena itu, paham Kapitalisme sangat berkembang di Indonesia pada abad 21 ini, bahkan Presiden SBY pun mempunyai otak Kapitalisme. 


Kapitalisme di Indonesia hanya bisa di lawan oleh Komunis yang anti kapitalis, dengan begitu keseimbangan politik dan ekonomi akan stabil di Indonesia. 


(Zainul Muttaqin adalah Wakil Ketua MPK SMA IT Nurul Hasan Kota Ternate 2014-2015)



DAFTAR PUSTAKA


Gaarder, Jostein. 2010. Dunia Sophie. Bandung: Mizan Pustaka

Rossa, John. 2008. Dalih Pembunuhan Massal. Jakarta: Hasta Mitra
Magnis-Suseno, Franz. 2010. Pemikiran Karl Marx. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Malaka, Tan. Tan Malaka: Dari Penjara ke penjara. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Prinsip Gerakan KAMMI*