MAHASISWA ILMU POLITIK UMMU KULIAH LAPANGAN KE KESULTANAN TIDORE
TERNATE, SENIN - Demi lebih memahami seluk beluk budaya politik kesultanan yang ada di
Maluku Utara, pada Minggu (3/5) kemarin, mahasiswa Semester IV Jurusan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) melakukan kuliah lapangan
ke Istana Sultan Tidore. Rombongan yang dipimpin Irmon Machmud selaku dosen
Budaya Politik tersebut, diterima Perdana Menteri Kesultanan Tidore, Muhammad
Amin Faruk.
Tepat
pukul 10.00 WIT, kuliah dimulai di beranda istana. Dipimpin oleh Iskandar Ahad
selaku moderator, kuliah dimulai oleh Muhammad Amin Faruk dengan menerangkan
mengenai sejarah Kesultanan Tidore bermula. Ia menuturkan, Kesultanan Tidore
lahir pada 12 Rabiul Awal 502 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1108 Masehi.
Amin
Faruk bercerita, Istana Kesultanan Tidore pertama kali didirikan di Rum, lalu
pindah ke Toloa sebelum untuk seterusnya berdiri di Soasio. Perpindahan
dilakukan umumnya karena faktor bencana alam seperti gempa bumi.
Kesultanan
Tidore merupakan salah satu kerajaan di Nusantara yang menganut asas demokrasi.
Dalam pemilihan sultan misalnya, tidak berlangsung secara genealogis dari raja
ke puteranya atau saudara-saudaranya. Tetapi dari empat keluarga besar (Falaraha). “Jadi, kesultanan Tidore itu
tidak mengenal sistem putera mahkota seperti kesultanan-kesultanan lain.
Disini, sultan dipilih dengan berasaskan pada hakikat dan syariat. Sultan
dipilih oleh sebuah dewan di dalam ruangan gelap. Disitu, nama para calon
disaring dari yang berjumlah 12 orang menjadi 8, 8 menjadi 4, 4 menjadi 2, lalu
dari 2 calon itulah disaring dan terpilihlah sultan yang baru.” Tutur pria
berusia 66 tahun tersebut.
Kesultanan
yang menganut sistem pemerintahan presidensil dan parlementer sekaligus ini, sejak
dulu menerapkan otonomi daerah pada wilayah-wilayah pendudukannya. Di sana
diangkat gubernur (Sangaji) untuk
mengelola wilayah-wilayah tersebut. Upeti dipungut secara kekeluargaan. “Saat
itu, upeti itu tara diminta paksa oleh sultan. Tapi, diserahkan kepada rakyat
dulu untuk memenuhi dia punya kebutuhan, baru sisanya di berikan kepada
kesultanan,” ungkap mantan sekretaris kesultanan tersebut.
Dialog
yang berlangsung selama dua jam diakhiri dengan tanya jawab. Setelah foto
bersama Amin Faruk, mahasiswa berpamitan pulang. Rencananya, pekan depan mereka
akan melanjutkan kuliah lapangan sesi kedua ke Istana Sultan Ternate. (ZUL)
Zulfikhar
Mahasiswa Ilmu Politik
UMMU
Dimuat di Jurnalime Warga Malut Post, 4 Mei 2015
Komentar
Posting Komentar