Tinggal Kami
Dua muharram berlalu di tanah ini
terjibaku dengan lingkungan yang asing
sperti orang Aborigin melihat sungai beku Siberia
ada orang mati kena bom di Solo
ada wanita mati bunuh diri di Tokyo
ada separatis mati tertembak polisi di kampung Okto
Tapi ku hanya bisa melihat dan berkata
Oh… Bodoh
Sungguh miris, apakah kerjaku hanya belajar…
teganya melihat kontradiksi-kontradiksi itu tersebar
serta tak tahu bersosial dan empati kepada proletar
Akhirnya ku sadar setelah kejatuhan kedua
setelah berbagai godaan Iblis itu menjerat
setelah pukulan nafsu syahwat itu memikat
Agama itu memang benar
tidak memaksa tetapi mengajak
tidak terubah tetapi merubah
lebih tepat lagi… agama itu Beramal
Beragama ternyata buat baik…
ditambah sedoktrin aqidah
ditambah beramal yang kafah
dan satu lagi pedang Syariah..
semua berubah
Kau tahu…
dia yang buat ku seperti ini
Berubah dari pahitnya empedu
kepada manisnya madu
Lahir dari kerasnya bata
perlahan rapuh
jadi lembut karena dakwah
Sekarang ini dia mau pergi
tinggalkan peluru-peluru bersarang kian memerih
tinggalkan gubuk yang atapnya masih tertagih
serta tinggalkan sayap-sayap terikat tali
hingga kini…
tinggal kami… tinggal kami…
Yogyakarta, 10 Oktober 2011
Disyairkan pada acara "Congratulation Moment" Jama'ah Al-Anhar, Sabtu 15/10/2011
Komentar
Posting Komentar