Perempuan Jilbab Biru


Aku berhenti di depan jalan malam itu
Tidak berniat berhenti tetapi seketika harus berhenti
Melihat-lihat ponsel mencari-cari pesan penting

Sekilas ku lihat sepeda motor melintas
Di pikiranku sekejab terekam punya seseorang yang kukenal
Temanku orang Lombok, Vian

Tetapi dia laki-laki, sedang motor itu ditunggangi perempuan
Perempuan jilbab biru muda dengan gamis warna sama
Bawa banyak barang tampak dari bepergian jauh
Atau pikirku ia hendak pindah domisili
Setahuku ia tidak lagi tinggal disini

Ku lihat helmnya, spakbord motornya, seperti kukenal
Kutarik memoriku cepat kebelakang
Alhamdulillah, kuingat siapa dia
Diakah  sahabatku?

Segera tanpa alasan kuat kuikuti ia
Tidak bermaksud mengikuti sebenarnya, tetapi mencari sesuatu
Mencari kepastian mengapa aku berhenti di jalan

Aku belok kanan persis di belakangnya
Segera ku hentikan motor dan kembali melihat ponsel
Perempuan itu  memperlambat laju motor dan memutar ke arahku
Ia melampauiku tanpa berkata-kata
Ku kira ia mengenalku?

Segera ku memutar lalu belok kanan
Tiba-tiba  sebuah lampu motor menyinari mataku
Tersilau ku perhatikan orang itu
Benar sesuai kata hatiku, itu dia, perempuan berjilbab biru
Tetapi kenapa kembali memutar ke arahku?
Ku kira ia mengenalku?

Perempuan jilbab biru berjalan sendiri malam itu
Tanpa teman, sendiri ditelan gulita malam
Pikirku tak bisa menerka kemana kepergiannya
Sedih, bingung, marah bercampur dalam kepala
Ku kira ia sahabatku?

(Yogya, 26 Oktober 2012)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Prinsip Gerakan KAMMI*