Teror Bom di Saudi

Diambil dari http://www.aktual.com

Kemarin, selepas kumandang adzan maghrib waktu Madinah, sebuah bom meledak tak jauh dari masjid Nabawi. Pagi tadi saya baru menyaksikan di TV. Saya kaget. Bingung mau bilang apa. Malapetaka, musibah atau hanya kecelakaan kecil. Tapi peristiwa itu terjadi di tempat langka. Tempat yang diagungkan, disucikan 1 miliar muslim di dunia. 

Empat orang petugas keamanan petang itu ikut tewas bersama pelaku peledakan. Bom diaktifkan pelaku tatkala dirinya dihampiri empat petugas tak bersalah itu. Saya tak habis pikir. Kok berani-beraninya ada orang mencoba membuat keonaran di Madinah. Kota dimana jasad Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya dimakamkan. 


Pelaku ini, tak tahu dari kelompok mana, entah agamanya Islam atau bukan, saya tak menduga berani-beraninya ia melakukan aksi sekeji itu. Dilakukan dengan bunuh diri pula. Dia kira Madinah itu sarang Iblis apa? Kalau saja dia beragama Islam, saya tak dapat membayangkan betapa kuat doktrin kelompoknya hingga mendorong ia nekat melakukan teror laknat semacam itu.

Yang menarik, masih di negara yang sama, dua bom lainnya meledak di Kota Jeddah dan Qatif. Bom pertama meledak tak jauh dari kantor Konsulat Amerika Serikat. Sementara bom kedua meledak di dekat masjid milik kelompok Syiah. 

Sekilas, jika dilihat dari target yang berbeda dari ketiga bom dengan ketiga pelaku bunuh dirinya, ketiga-tiga serangan itu menyasar tiga simbol yang berbeda. Tapi, sama-sama terlibat atau setidaknya berperan dalam konflik yang berkecamuk di Timur Tengah akhir-akhir ini.

Pesan di Balik Tiga Serangan Bom

Bom yang meledak di dekat masjid Nabawi mengisyaratkan bahwa pemerintah Arab Saudi mesti waspada. Operasi militer yang Saudi lakukan akhir-akhir ini terhadap negeri-negeri tetangga seperti Yaman yang dikuasai kelompok Houthi atau wilayah yang dikuasai ISIS, dari pesan yang ditangkap dari balik serangan bom itu, memerintahkan harus secepatnya dihentikan. Serangan bom di Madinah adalah peringatan keras terhadap pemerintah Saudi jika tidak ingin tertimpa serangan yang lebih dasyat lagi. Kira-kira seperti itulah bunyi pesan ancaman itu.

Ledakan bom di Jeddah juga membawa pesan yang kurang lebih sama. Serangan ini adalah reaksi terhadap arogansi militer negeri Paman Sam itu terhadap konflik yang melibatkan beberapa negara di Timur Tengah belakangan ini. Keterlibatan Amerika dalam memerangi ISIS di Irak dan Suriah, membantu Saudi memerangi kelompok Houthi di Yaman dan berbagai kelompok lainnya di Timur Tengah tidak dapat di tawar-tawar lagi harus secepatnya diakhiri. Ini pesan sekaligus peringatan dari pelaku teror yang sampai sekarang tidak jelas berasal dari kelompok mana. Meskipun kita tahu, Amerika sudah berpengalaman dalam aksi teror-meneror semacam ini dan tidak juga pernah kapok, apalagi takut.

Sementara itu, ledakan bom di kota Qatif  membawa pesan yang agak sukar dianalisa. Apakah karena aksi kelompok Syiah juga dalam konflik di Timur Tengah akhir-akhir ini, ataukah bisa saja berlatar belakang sentimen ideologi. 

Dilihat dari motif pertama, hal tersebut dimungkinkan. Mengingat Syiah akhir-akhir ini banyak terlibat dalam perang yang berkecamuk di Timur Tengah. Sebut saja di Yaman, dimana Syiah diwakili oleh kelompok Houthi berhadapan dengan militer Arab Saudi. Juga di Suriah yang diwakili oleh pemerintah Suriah dipimpin presidennya Bashar Al-Assad, dibantu kelompok Hizbullah dari Libanon dan serdadu Iran melawan pihak oposisi yang terdiri dari kelompok Sunni.

Namun,  jika melihat motif kedua, bisa menyasar kelompok Syiah manapun tidak hanya di Saudi. Tetapi, mengapa teror bom itu harus dilancarkan di Saudi, khususnya kota Qatif? Pertanyaannya, apa yang membedakan Syiah di Qatif -atau secara umum di Saudi- dengan Syiah di tempat lain? Kedua, apakah Syiah Saudi bertanggung jawab langsung terhadap konflik yang berkecamuk di luar negerinya sehingga harus menjadi target pemboman? 

Sampai sekarang semua asumsi-asumsi di atas masih kabur. Tak jelas latar belakang dan sebab pemicunya. Namun, yang menjadi keyakinan saya, kelompok Syiah diserang oleh pihak yang tidak menghendaki keberadaan mereka di Saudi. Jika motif itu  dihubungkan dengan kelompok yang terlibat dalam konflik di Timur Tengah, bisa jadi penyerangan bom itu dilakukan oleh ISIS. Kelompok teroris yang terkenal sangat anti-Syiah. 

Siapa Kelompok yang Harus Bertanggung Jawab?

Siapa aktor di balik penyerangan ini? Inilah pertanyaan yang mesti terjawab. Seiring dengan belum adanya kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Tapi, tentu saja tak bisa gegabah dengan menuduh si A atau si B. Saya pikir, perlu ada analisa lintas kajian dari aspek politik, ekonomi dan ideologi. Hanya berangkat dari sinilah aktor di balik teror terkutuk itu dapat di singkap.

Saya pikir kita perlu menjawabnya mula-mula dari pertanyaan siapakah kelompok yang selama ini tidak menyukai eksistensi Saudi menyusul naiknya Salman bin Abdul Aziz sebagai raja negeri petrodollar itu? Kedua, kelompok manakah yang merasa dirugikan dengan operasi militer Saudi akhir-akhir ini? Ketiga, siapakah yang merasa diuntungkan jika situasi ekonomi Saudi kolaps akibat insiden peledakan bom di negeri itu? Keempat, siapakah kelompok yang merasa dirugikan dengan manuver politik perang Amerika akhir-akhir ini? 
Kelima, kelompok manakah yang menempatkan Syiah sebagai musuh? Keenam, adakah perbedaan antara Syiah Saudi dengan di luar Saudi?  Mengingat, paham Wahabi-Salafi –yang amat membenci kelompok Syiah- dimana telah lama mendominasi pranata keislaman di Saudi seharusnya tidak memungkinkan adanya keberadaan Syiah di negeri itu. 

Teror bom, khususnya di kota suci Madinah, merupakan insiden yang akan merusak citra kelompok manapun, Islam ataupun non Islam. Lebih-lebih mereka yang mengatasnamakan Islam. Sebab kelompok tersebut serta merta akan dibenci dan dimusuhi oleh umat Islam sedunia. Dituduh pendurhaka dan dikafirkan. Juga tentu saja mereka akan masuk dalam daftar panjang musuh banyak negara di dunia. Sehingga, menghambat penambahan rekan seperjuangan mereka. 

Oleh karena itu, saya yakin, tidak ada satu pun kelompok yang akan berani mengaku bertanggung jawab dalam insiden ini. Upaya penyingkapan siapa aktor, dan yang paling penting kelompok di balik serangan itu karenanya menjadi penting. Mereka harus diseret ke pengadilan dan dihukum seberat-beratnya. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.


Kalumata, 5 Juli 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Prinsip Gerakan KAMMI*