Pijar Cinta antara Dua Waktu
https://coloursinmycanvas.blogspot.com/2016/04/movie-review-il-mare.html
Judul film :
Il Mare
Sutradara :
Lee Hyun-Seung
Pemeran :
Jun Ji-Hyun, Lee Jung-Jae
Genre :
Drama romantis
Durasi :
105 Menit
Tahun : 2000
Distribusi : Sidus Pictures, Blue Cinema
Distribusi : Sidus Pictures, Blue Cinema
Negara :
Korea Selatan
Pada tahun 1997 Han Sung-Hyun
(Lee Jung-Jae), seorang mahasiswa arsitektur tingkat akhir di sebuah universitas berkonflik dengan
ayahnya. Konflik itu membuatnya memutuskan tidak melanjutkan studinya. Sebab ia
tidak ingin seperti ayahnya, seorang arsitek terkenal yang larut dalam meniti karir
sehingga tidak punya waktu bersama. Memang sejak kecil, Sung Hyun tidak merasakan hangatnya kasih
sayang dari seorang ayah sebagaimana anak-anak lainnya. Ia merasa dinomorduakan
dengan karirn ayahnya.
Sung Hyun pindah ke
sebuah rumah yang dibangun di pinggir pantai. Rumah panggung bergaya modern
berdiri di atas bibir pantai dengan
megah. Bibinya yang membangun rumah itu untuknya. Tetapi sebenarnya,
ayahnyalah yang membangun rumah itu. Barangkali hal itulah yang bisa ia lakukan
agar anaknya bahagia.
Setiap hari Sung Hyun menghabiskan waktunya di
rumah sembari bekerja sebagai buruh bangunan. Ia merasa dengan hidup begitu ia
tidak akan seperti ayahnya. Jelas tergambar dari tingkah lakunya untuk memulai
hidup yang berbeda dengan ayahnya.
Suatu hari Sung Hyun
mendapat kiriman surat di dalam kotak pos yang berdiri di depan rumah. Wanita yang
mengirim surat memintanya untuk mengirim surat-surat di dalam kotak pos ke
alamatnya yang baru. Ia mengaku sebagai penghuni rumah sebelum Sung Hyun. Wanita itu bernama Kim
Eun-Joo (Jun Ji-Hyun). Anehnya, ia surat itu bertanggal 21 Desember 1999. Ia juga
mengatakan selamat datang di Il Mare (Laut),
nama rumah itu yang baru saja diberi nama Sung Hyun beberapa hari yang lalu. Lantas
dari mana Eun Joo, wanita itu tahu?
Surat Eun Joo yang sarat
keanehan itu membuat Sung Hyun berpikir panjang. Apalagi wanita itu sempat
meminta maaf sebab di ruang tamu ada bekas jejak kaki dari cat yang tidak bisa ia hilangkan sampai ia pindah. Tanda itu
akunya sudah ada ketika ia memasuki ruman itu. Padahal, jejak itu tidak Sung
Hyun temukan sama sekali.
Setahu Sung Hyun, rumah
itu baru dibangun oleh bibinya sebulan yang lalu. Warga yang tinggal disitu
juga membenarkan ketika Sung Hyun menanyakannya. Ia bingung, dan mengirim surat
balasan pada Eun Joo. Eun Joo tidak percaya dengan fakta-fakta yang dibeberkan
Sung Hyun. Tentang tidak ada penghuni sebelum dirinya, tak ada tanda kaki, dan
yang paling aneh tahun dimana Sung Hyun berada: 1997.
Kotak
Pos Ajaib
Ada seekor anjing yang
mengikuti Sung Hyun di suatu sore ketika baru saja pulang. Anjing itu
menunggunya depan rumah setelah Sung Hyun masuk. Ketika kembali keluar, ia
masih melihat anjing itu duduk manis menjulurkan lidahnya dengan wajah mengadu.
Hal itu tidak dihiraukannya dan melangkah terus ke jalan. Anjing itu tetap
mengikutinya dari belakang. Akhirnya, Sung Hyun berputar mendekati anjing itu dan
memutuskan memeliharanya.
Anjing itu sangat
disayang Sung Hyun. Hal ini mendorongnya untuk membuatkannya rumah. Meskipun
anjing itu tinggal bersamanya. Ketika sedang mengecat rumah buat anjing itu, kaleng
cat tidak sengaja ia geser dan lantas tumpah. Genangan cat di atas triplek
dinjak oleh anjing itu dan dibawa bersamanya ke dalam rumah sehingga membuat
lantai penuh dengan bekas jejak kakinya yang basah oleh cat.
Sung Hyun pun mengerti,
mungkin jejak kaki anjing inilah yang dimaksud Eun Joo pada suratnya yang
pertama. Benarlah bahwa jejak kaki itu tidak lain adalah jejak kaki anjing itu.
Lalu ia sadar, rupanya penghuni pertama rumah itu memang dirinya sebelum ditinggali
oleh Eun Joo. Yang berarti mereka hidup dalam waktu yang berbeda. Selisih 2
tahun. Yang anehnya bisa berhubungan
melalui surat.
Akhirnya Sung Hyun
sadar, bahwa kotak pos di depan rumah merupakan benda ajaib. Kotak pos dengan gaya
ukiran klasik itu memiliki kemampuan mengirim surat melintasi dimensi waktu
yang berbeda. Tanpa perantara jasa pos. Bahkan, tidak hanya mampu mengirim
surat, melainkan juga benda-benda yang dimasukkan ke dalamnya. Tidak heran, suatu
saat Eun Joo mengiriminya bando miliknya dan ikan hias.
Eun Joo suatu hari meminta Sung Hyun mencari tape
recorder miliknya yang pernah hilang di stasiun kereta. Kebetulan tanggal
kehilangannya dua tahun yang lalu dimana Sung Hyun sekarang hidup. Diberikanlah
tanggal tepatnya benda itu hilang.
Sung Hyun mencari di
stasiun, tidak sengaja ia melihat Eun Joo duduk di kursi peron dengan wajah sendu. Tapi sebelum
bisa mendekatinya, Eun Joo tiba-tiba bergegas masuk ke dalam kereta yang akan segera
berangkat. Benar saja, Eun Joo tidak sengaja meninggalkan tape recorder di kursi itu, sementara kereta langsung berangkat
tanpa Sung Hyun bisa menyapa wanita itu. Sung Hyun mengambil tape recorder itu
dan menyalakannya. “Saranghae… Saranghae…
Saranghanda,” suara Eun Joo tiba-tiba terdengar mendesir memelas sedih. Sung
Hyun pulang dan memasukkan benda itu ke
dalam kotak pos ajaibnya dan esok harinya, tape itu sudah melekat pada telinga
Eun Joo.
Keduanya merasa
bersyukur bisa dipertemukan dalam waktu yang berbeda. Dua waktu dimana mereka
tidak saling mengenal. Meskipun sudah beberapa kali berkesempatan bertemu, Eun
Joo tidak mengenal Sung Hyun. Sebab ia adalah Eun Joo di masa lalu. Tetapi Sung
Hyun menjalaninya dengan gembira dan diam-diam tumbuh rasa cinta dalam hatinya.
Cinta Sung Hyun
disambut Eun Joo. Semakin banyak mereka saling menyurati, semakin banyak cinta tumbuh
dan tersemai. Hanya waktulah yang memisahkan mereka tanpa terasa membuat
kedunya resah dan rindu berjumpa.
Di sisi lain, Eun Joo
mempunyai kekasih yang sedang melanjutkan studi di Amerika. Sung Hyun juga mengetahuinya.
Tetapi keduanya tidak dapat bersama karena Eun Joo sedang menciptakan masa
depannya. Mengejar karir sebagaimana ribuan sarjana Korea lainnya. Sehingga, cinta
jarak jauh menjadi konsekuensinya. Tetapi, ia lalu harus menerima kenyataan bahwa
kekasihnya itu punya wanita lain dalam hidupnya. Membuatnya perlahan meninggalkan
pria itu lantas berpaling pada Sung Hyun.
Sebuah film karya Lee
Hyun-Seung ini menampilkan alur cerita yang unik. Disamping kisah di dalamnya
disajikan serius, tetapi di sisi lain mencoba memasukkan unsur-unsur imajinatif
di dalamnya. Dengan pesan yang jelas bahwa takdir akan terus berjalan tanpa
bisa di intervensi. Alur hidup manusia merupakan skenario Tuhan yang harus
dijalani. Maka Il Mare mengalir
sampai fragmen demi fragmen dengan beragam konflik yang mengirinya. Bagai air
di lautan yang selalu diterpa angin dan diperpa cahaya rembulan.
Sung Hyun dan Eun Joo
tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak pasti apakah mereka akan
bersama atau setidaknya saling mengenal. Eun Joo tidak tahu di masa ia hidup,
ada Sung Hyun disana. Dan Sung Hyun pun begitu, tidak tahu seperti apakah
dirinya dua tahun kemudian. Misteri inilah yang akan dijawab dan menjadi arus
balik Il Mare.
Jangan berharap dalam
film ini Anda disajikan dialog romantis layaknya sepasang kekasih dalam
film-film bergenre sama. Memang sedari awal dialog kedua tokoh sengaja dibuat
Hyun Seung tidak bercita rasa realis dan sama sekali anti mainstream. Sung Hyun sebagai pria yang hidup di tahun 1998 dan Eun
Joo, wanita kesepian yang hidup di millennium kedua adalah dua manusia yang
berbeda. Dua anak manusia yang dihinggapi kesepian teramat berat. Sehingga hanya
seekor anjing yang bersedia menemani hari-hari mereka. Anjing itu satu-satunyalah
aktor yang hidup bersama kedua tokoh dalam dua waktu yang berbeda. Ia adalah
penjaga Il Mare. dan saksi cinta
mereka.
Jadan, 17 April 2014
Komentar
Posting Komentar