Old Boy: Varian Baru Film Korea



Judul: Old Boy
Durasi: 119 menit
Tahun: 2003
Produksi: SHOWEAST dan EGG FILMS
Sutradara: Park Chanwook
Aktor: Choi Minsik, Yu Ji Tae, Gang Hye Jung
Asal: Korea Selatan
Genre: Drama-Action

Tertawalah, dan dunia tertawa denganmu.
Menangislah, dan kau menangis sendirian

Old Boy merupakan salah satu film legendaris asal negeri Halyu, Korea Selatan. Karena berhasil mendapat pengakuan dunia dengan meraih juara pertama dalam kategori grand prize pada festival film bergengsi Eropa, Cannes Festival tahun 2004. Hal ini merupakan penghargaan pertama dunia kepada film Korea pada level internasional. 

Alur cerita film ini -seperti film-film Korea pada umumnya- yang sulit diprediksi rupanya menjadi sumber keingintahuan penonton. Dan segera mendapat reaksi positif dan tempat yang terhormat diantara film box office Asia lainnya karena genre drama yang dibawanya.


Film ini menyajikan kisah sisi lain kehidupan orang-orang Korea yang hidup dengan masalah-masalah yang tidak familiar. Skandal manusia yang tidak berpihak kepada standar moral masyarakat dan mendobraknya dengan sadar. Sehingga masalah kronis dalam film ini juga diselesaikan dengan cara yang berbeda pula dan jauh dari standar familiaritas.
Kesalahpahaman dalam merespon suatu peristiwa rupanya berbuntut panjang. Dendam lama yang menyakitkan tidak terprediksikan masih menyisakan luka mendalam. Hingga akhirnya dendam itu berbalas setelah berpuluh-puluh tahun terinkubasi dalam kenangan pahit.

Akting actor dan aktris dalam Old Boy sungguh menarik. Dengan terang dan bernas aktor senior Choi Minsik memerankan sosok Oh Dae-Su yang paranoid, egois, sanguinis.  Dan dalam waktu yang sama, Choi harus memerankan Dae Su dengan watak berbeda menjadi melankolis, dingin dan pendendam pasca keluar dari penjara swasta yang mengurungnya lebih dari satu setengah dekade lamanya.

Yu Ji-Tae pun tidak kalah dengan memerankan pribadi seorang Lee Woo-Jin yang dingin, penyabar, berani, juga paranoid. Woo-Jin yang pendendam karena kenangan pahit di masa lalu menuntut balas. Dengan kuasa materi yang dimilikinya, alur cerita dendamnya perlahan dimulai.

Tata cahaya dalam film ini bisa dibilang termasuk kualitas terbaik. Efek sedikit kegelapan dipadu dengan pola pewarnaan yang kental membuat film ini tampak hidup. Apalagi tata pencahayaannya yang mirip dengan film terkenal Perancis: Amelie (2001) dan drama legendaris Amerika, Godfather (1974), itu menambah kedramatisan film yang disulap sutradara Park Chanwook menjadi sangat diabolis. 

Dengan mengangkat tema drama-action, Old Boy secara bersamaan menampilkan dialog estetik  yang apik sekaligus aksi survival yang menawan. Apalagi film ini didramatisir dengan tata suara yang hidup. Dengan perpaduan instrumen klasik melankolik dari komposer local, Lee Byung Woo.  Dengan instrument Cries of Whispernya sebagai soundtrack utama film ini, akhirnya menambah efek keseriusan sekaligus diam-diam riak kesedihan mulai muncul.

Penulis akan sedikit menceritakan isi dari Old Boy ini. Karena tulisan ini rasa-rasanya masih belum lengkap jika tidak dibumbui dengan cerita yang lebih mendetail. Penulis akan menceritakan lebih lengkap dari sudut pandang sebagai orang ketiga untuk mempermudah penyampaian deduksi film ini. 

Sekilas tentang Old Boy

Oh Dae-Su (Choi Min Sik) adalah seorang pria paruh baya yang gemar bermain perempuan. Ia memiliki banyak perempuan selingkuhan. Terhitung puluhan perempuan telah jatuh dalam pelukannya. Padahal Dae-Su sudah berkeluarga. Mempunyai  isteri dan seorang puteri, Yeun Hee. Kedewasaan usia Dae-Su ternyata tidak berbanding lurus dengan kedewasaan kepribadiannya sebagai seorang kepala rumah tangga.

Pada suatu malam di tahun 1988, Oh Dae-Su diamankan di kantor polisi karena tuduhan merayu kekasih seseorang. Saat itu ia mabuk sehingga tidak sadarkan diri. Ia menggerutu, mengoceh sembarangan dan mencoba kabur. Dae Su juga mencoba untuk kencing di kantor polisi. 

Beberapa jam kemudian sahabatnya, No Joo-Hwan (Dae-Han Ji), datang menjaminnya. Setelah keluar dari kantor polisi, Dae Su segera menuju ke telepon umum setempat untuk menghubungi  keluarganya. Tiba-tiba saat Joo-Hwan sedang asik ngobrol dengan Yeun-Hee, putri Dae-Su, di telepon, Dae Su yang berdiri menunggu di luar box telepon umum menghilang. Cerita panjang Old-Boy pun dimulai.

Lee Woo-Jin  rupanya tidak menerima baik kesalahan yang dilakukan Dae-Su semasa SMA dulu. Woo-Jin yang diam-diam mencintai kakak perempuannya, Lee Soo-Ah (Yun Jin-Seo) dipergoki diam-diam oleh Dae-Su ketika sedang bercinta di laborotorium sekolah. Disinilah konflik bermula.

Dae-Su yang tidak mengenal kedua siswa yang ternyata bersaudara  menceritakan skandal itu kepada teman baiknya, Joo-Hwan. Dari Joo-Hwan skandal tersebut diam-diam menyebar ke seluruh sekolah.

Soo-Ah menyadari bahwa ia sedang mengandung anak sekaligus keponakannya sendiri. Benih hasil hubungan dengan adiknya itu membuatnya stress. Apalagi desas-desus kehamilannya mengalir bersama gossip percintaannya dengan Woo-Jin. 

Lelah hidup menanggung malu, Soo Ah memutuskan bunuh diri melompat di bendungan dekat sekolah. Aksinya itu  disaksikan Woo-Jin. Lobi Woo-Jin untuk membujuk Soo Ah mengurungkan aksi brutalnya itu tidak berhasil. Soo Ah mantap mengakhiri hidupnya.
Dae-Su yang menghilang malam itu rupanya muncul di sebuah kamar hotel. Tidak seperti kamar hotel biasa yang bisa keluar masuk seenaknya. Dae Su terkurung di kamar itu dengan pintu baja yang terkunci dari luar. Sebuah nuansa penginapan yang tidak familiar pada umumnya.

Dae Su dengan penuh emosi berkali-kali mempertanyakan alasan penahanannya di kamar itu kepada penjaga. Tetapi hanya jawaban kosong yang diperolehnya. Akhirnya ia menjalani hidup yang absurd di kamar itu. Hak asasinya sebagai manusia sudah tercerabut. Ia kehilangan rasa humanisme dan tentunya kebebasan berkehendak.

Hari-harinya dilalui dengan keputusaasaan dan kemarahan. Ia berjanji akan membalas dalang di balik penderitannya itu. Kemarahannya semakin memuncak ketika ia menonton berita kriminal pembunuhan isterinya sendiri, Kim Ja Hyun. Perempuan paruh baya itu ditusuk pada arteri leher. Berita itu mengasumsikan tersangka pembunuhan adalah suami korban.  Dae-Su pun naik pitam dan mengumpat sekeras-kerasnya. Dalam hatinya ia yakin pembunuh isterinya ada hubungannya aktor yang mengurungnya. 

Lima belas tahun lamanya Dae-Su mendekam dalam ruang lima kali enam meter itu. Tanpa mengetahui alasan pengurungannya di tempat itu. 

Suatu hari ia dilepaskan lengkap dengan setelan jas mahal dan sebuah koper hitam. Pria paruh baya ini dilepas di atap sebuah gedung. Ia tidak sendiri saat itu. Ada seorang pria lagi yang juga dibebaskan pada hari yang sama. Pria itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya bersama anjingnya dengan melompat ke bawah. Ia depresi berat atas penyiksaan yang dialaminya. Yang absurd dan tidak jelas ihwalnya.

Kebebasan Dae Su ke dunia sekali lagi membuatnya tidak merencanakan masa depannya untuk sementara. Sebab orang yang mengkonspirasi kehancuran hidupnya harus ditemukan. Apalagi isterinya diduga dibunuh oleh orang asing itu.

Di suatu Bar di pinggir kota, ia menemukan gadis yang kemudian menjadi pacarnya, Mi-Do (Kang Hye-Jeong) Hubungannya dengan Mi-Do berhasil membawanya bertemu dengan Lee Woo-Jin. Dan pembalasan dendam pun dimulai.

Tetapi Dae Su tampaknya akan kesulitan berhadapan dengan Woo-Jin yang kaya. Dengan materi dan kuasa yang dimilikinya membayar para gangster untuk menangkap Dae-Su dan memberinya pelajaran. 

Dengan kecerdasan analisis dan bantuan sahabat lamanya, Dae-Su akhirnya berhasil menemukan apartemen dimana Woo-Jin tinggal. Diam-diam ia mengikuti Woo-Jin dan berhasil masuk ke dalam apartemen.

Woo-Jin menyambut kedatangannya dengan tangan terbuka. Dengan rona wajah yang dingin dan penuh senyuman Dae-Su dipersilahkan untuk membalaskan dendamnya. Tetapi hal itu tidak dibiarkan oleh bodyguard Woo-Jin, Mr. Han (Byeong Ok-Kim) yang setia mendampingi sang majikan.

Dae-Su  tidak saja kalah berduel dengan Mr. Han. Ia juga kalah dalam perang dingin. Yaitu perang arsip yang merekam sejarah keluarganya. Arsip karya Woo-Jin ini menyoroti hidup  putri Dae-Su, Yeun-Hee, sejak kecil sampai dewasa. Akhirnya, Dae-Su dihadapkan pada fakta kehidupan bahwa kekasihnya Mi-Do ternyata adalah putri semata wayangnya.
Cerita dalam Old Boy semakin mengerucut dan masuk kepada inti cerita yang memuat pesan tentang buruknya efek domino cinta sedarah dan api dendam yang terpendam. Fenomena percintaan kakak-beradik dan ayah-anak yang diam-diam mulai menjadi sorotan dalam film bergenre drama di Korea saat ini.

Bagaimanakah aksi Dae-Su selanjutnya? Apakah dia berhasil membunuh Woo-Jin sebagai representasi balas dendamnya atas kematian sang isteri dan petaka hidupnya? Lalu bagaimana dengan kisah cintanya dengan Mi-Do yang notabene adalah putrinya sendiri. Penulis sarankan untuk temukan Old Boy dan saksikan sendiri.

Zulfikhar
Pegiat Diskusi Film
Asal Yogyakarta




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Prinsip Gerakan KAMMI*