Dalam dunia filsafat, seseorang dapat dikatakan filsuf, jika ia mampu menggunakan kemampuan rasionya untuk melakukan refleksi-refleksi kritis, rasional dan radikal. Sehingga, ia mampu menganalisa dengan lurus dan benar tentang persoalan-persoalan dalam hidup. Dengan demikian hal itu membuatnya menjadi manusia yang bijaksana. Bijaksana disini adalah cara memperlakukan dirinya sendiri sesuai dengan kepatutan dan kepantasan. Dimana hal tersebut dilihat oleh dirinya dan orang lain, sebagai suatu hal yang pantas dan baik. Oleh karenanya hal tersebut disebut bijaksana. Tetapi, dalam filsafat, ternyata dari sini justru muncul perdebatan. Terutama Aristoteles yang mengkritik tentang apa sebenarnya yang disebut dengan kebijaksanaan itu? Seperti misalnya pendapat gurunya, Plato, yang mengedepankan idea Yang Baik adalah kebahagiaan tertinggi [1] . Yang berarti hal tersebut adalah tujuan dari kebijaksanaan. Sehingga, Plato mempostulatkan idea Yang Baik itu di dalam negara. De